Sunday, November 2

Pangeran Charles dan Indonesia

Lawatan Pangeran Charles kali ini membawa misi interfaith dialog, beberapa tokoh agama yang diantaranya ketua PBNU KH Hasyim Muzadi, Dien Syamsuddin, Menag, dan rencananya senin besok dijadwalkan bertemu dengan Presiden SBY. Mungkin bukan lawatannya yang ingin saya tuliskan, toh sudah banyak media massa yang meliput kunjungannya kali ini.

Misi interfaith dialog merupakan misi jangka panjang bagi sebagian negara-negara Islam, diharapkan Indonesia dengan mayoritas berpenduduk Islam yang berpadu dalam kultur keberagaman, mampu mewakili agenda ini, dan dapat menjembatani perbedaan cara pandang Islam, sehingga dapat membuat Islam sebagai Rahmatan Lil-Alamiin. Indonesia yang menurut Robert Hefner diharapkan mampu menjadi beacon of Islamic Democracy for the muslim nation, sepertinya suatu pe er yang tidak mudah. Karena biar bagaimanapun, pergesekan antar sekte keagamaan dan kepercayaan masih seringkali terjadi meskipun tidak sampai meng-eskalasi pada pergerakan yang menimbulkan krisis ketidakamanan sebagaimana yang terjadi di Pakistan, yang mana Islam garis keras telah berubah menjadi suatu monster suicide attack yang mungkin bisa terjadi kapan saja. Mungkin kasus di Indonesia, motto Bhineka Tunggal Ika sudah terlalu kuat mengakar sehingga tidak sampai menjadikan perbedaan tersebut berubah menjadi konflik internal yang membahayakan kesatuan negara Indonesia sebagai Nation state.


Interfaith dialog selayaknya dikemudian hari akan mampu mengakomodasiikan suara orang Islam, untuk menggusung suatu cita-cita dalam keberagaman yang saling berdampingan dan kedamaian sesama ummat manusia, sehingga claim untuk saling menghilangkan satu indentity atas yang lain itu tidak ada lagi. Disamping itu, negara-negara Islam yang lainnya selayaknya juga dapat berusaha untuk menyelesaikan konflik internalnya, sehingga akan terciptanya sebuah kultur keberagaman.


Mungkin terlalu muluk-muluk bicara masalah interfaith dalam kondisi yang masih amburadul, dimana mungkin disebagian besar negara dengan penduduk mayoritas Islam, kebanyakan masih terpuruk dalam wacana bagaimana memformat negaranya, atau kondisi politik dalam negeri yang tidak senantiasa bergolak dalam konflik internal yang tidak kunjung selesai.


Beranjak dari itu semua, tidak ada aksi tanpa sebuah usaha, the starting point to overcome the root of conflicts that mostly occured due to the misconception of Islamic teaching. Paling tidak, tidak perlu lagi kita mempermasalahkan problematika yang semakin memicu konflik antar dan intra agama.

4 comments:

  1. Perbedaan itu Indah......

    thanks udah mampir di blogku :)

    ReplyDelete
  2. Semoga pangeran Charles sikapnya seperti Lady Diana yg gak beda2kan..

    ReplyDelete
  3. kta diciptakan berbeda, supaya bisa saling mengenal ya.

    Bayangkan kalu semuanya seragam

    ReplyDelete
  4. tapi kenyataannya banyak yg nggak suka perbedaan

    salam kenal juga ya

    ReplyDelete

Silahkan berkomentar jika ada yang ingin anda sampaikan untuk postingan ini.
Regard,
Mama Hilda