Friday, May 9

Sebuah Catatan Tentang Pemadaman Listrik

Sepertinya menggelikan jika di zaman era globalisasi ini kita masih merasakan peristiwa seperti baru masuknya aliran listrik ke daerah kita, apalagi hal tersbut terjadi disebuah ibu kota negara. sudah beberapa bulan ini diberlakukan pemadaman listrik berkala untuk semua wilayah Pakistan, tak terkecuali ibukota sendiri, yang karena hal ini secara tidak langsung melumpuhkan beberapa industri-industri menengah kebawah. entah siapa yang layak dijadikan kambing hitam atas peristiwa ini, harga minyak dunia yang semakin melambungkah? atau para birokrat yang kurang lihai memprediksi cadangan energi yang ada?

Pembangunan infrastruktur yang meliputi perluasan jalan di ibu kota (Islamabad khususnya) tidak memberikan jaminan nantinya akan menambah surplus kota, tetapi justru terkesan pembangunan yang dipaksakan tanpa pertimbangan matang, terutama sudah cukupkah pembangkit yang ada? sementara pembangkit tenaga nuklir masih akan entah kapan dapat terselesaikan.

Disamping itu, pemberitaan tentang niat pemerintah untuk mencabut semua subsidi BBM membuat semuanya semakin was-was. mungkin pemerintah sudah sampai di titik klimaks untuk tetap bertahan memberikan subsidi yang ujung-ujungnya didapat dari soft load, terutama dari negara-negara donor. tak pelak lagi, begitu pemerintah mencabut subsidi maka kenaikan tajam akan serta merta terjadi pada seluruh produk, sehingga menununkan daya beli masyarakat. nota kesepahaman antara Pakistan dengan Iran, belum memdapatkan respon positif dimata rakyatnya.

Terpaan musim panas ini tidak merubah pemerintah untuk tetap memberlakukan pemadaman listrik bergilir, hampir setiap empat jam sekali terjadi pemadaman listrik, sehingga jika ditotal seluruhnya hampir 5 jam dalam 24 jam terjadi pemadaman listrik. mungkin sebentar lagi pakistan akan kembali berkobar, berkobar bukan karena isu terorisme tapi berkobar karena masalah perut rakyatnya, seperti kata sebuah tulisan di koran lokal beberapa waktu lalu yang mengatakan "dont let hungry get angry".

Selayaknya pemerintah harus cepat tanggap, jangan sampai bertindak lambat menunggu kemarahan rakyat yang kelaparan, kasus listrik, energy shortage, melambungnya harga kebutuhan pokok harus segera dicermati.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar jika ada yang ingin anda sampaikan untuk postingan ini.
Regard,
Mama Hilda