Monday, December 1

Mumbai Terrorist Attack, What We Learn

Selama tiga hari India dalam kondisi siaga, tentara nasional NSG (National Security Guard) dikerahkan untuk mengamankan keadaan yang mendadak tidak terkendalikan, lebih dari 190-an korban tewas sementara hampir 300-an lainnya luka-luka. Selama tiga hari pula India menjadi jawara internasional di setiap channel headline news, selama tiga hari kami menyaksikan live tayangan tersebut.

Serangan teroris yang katanya diduga link Laskar-e-Taiba -kelompok militan yang sebenarnya secara resmi sudah di tutup oleh pemerintah Pakistan- dituding sebagai kunci serangan ini. Padahal pada hari pertama serangan di Mumbai tersebut, baik India-Pakistan sedang menggagas inisiatif join venture dalam memerangi terrorist dilingkup wilayah teritorialnya masing-masing, yang termasuk dalam rencana kerjasama tersebut berupa saling bertukar temuan inteligent, pengamanan perbatasan dan data-data orang-orang atau kelompok yang terlibat dalam jaringan terrorisme.

Hari itu juga, pertemuan pada tingkat kementrian sudah disepakati, tinggal meng-follow up kerjasama ini dalam bentuk yang lebih riil, tetapi sontak berubah 180 derajat, dan pembicaraan hari itu batal karena delegasi India tidak mendatangi agenda tersebut.

Apa sebetulnya yang dapat kita amati dari pergolakan ini, dan siapakah sebenarnya orang-orang terrorist yang nekat mengobrak-abrik Mumbai (kota metropolitannya India) selama tiga hari itu, menyandera puluhan orang, menembaki siapa saja, bom yang tidak kurang 150-an tewas dan terakhir total korbannya sekitar 500-an orang lebih, termasuk yang luka-luka.

Sekian kali ada inisitaif kerjasama antara India-Pakistan dalam suatu agenda selalu ada event yang kemudia menjadi penghalang terbentuknya kerjasama antara dua negara, yang disebutkan diantara pelaku serangan Mumbai adalah seorang dengan kewarganegaraan British tetapi keturunan Pakistan, sehingga tudingan seluruh mata dunia seakan-akan melimpahkan tragedi ini ke Pakistan, no more talk on join cooperation to combat terrorism between India and Pakistan, ujung-ujungnya adalah saling tuding dan saling memojokkan sehingga kerjasama yang sudah hampir gol dirintis tersebut melayang entah kemana.

Hubungan bilateral India-Pakistan telah sejak lama berfluktuasi, hal ini sangat berpengaruh pada stabilitas regional kawasan Asia Selatan yang tergabung dalam organisasi regional SAARC (ASEAN-nya Asia Selatan), karena motor utama organisasi regional ini adalah India-Pakistan, beberapa kali agenda yang dirintis pada KTT SAARC seringkali terhambat, beranjak dari ketidakberesan kerjasama inilah, seringkali diberitakan negara-negara yang tergabung dalam organisasi ini dalam kondisi yang tidak stabil.

India-Pakistan, adalah dua negara nuklir yang sama-sama kuat, pecahnya Pakistan dari India pada tahun 1947 menjadikan negara ini senantiasa dipenuhi dengan gejolak konflik yang berkepanjangan, sementara disisi lain India yang mengklaim negaranya sebagai Motherland masih mengganggap pecahnya Pakistan sebagai suatu upaya muslim betrayal, atau pembelotan orang-orang Islam dari motherland, dari sinilah sehingga konflik-konflik perseteruan seperti issue Jammu-Kashmir, Pakhtunistan, atau issue-issue lainnya sulit dipecahkan dalam strata regional.

Lebih dari itu, India sebagai negara berpenduduk terpadat kedua setelah China, adalah asset sekaligus ancaman bagi negara-negara maju, saya katakan asset, karena negara manapun yang dapat merangkul India pasti akan mendapatkan kesempatan investasi yang menggiurkan, dilain pihak sebagai ancaman, karena jika stabilitas nasional terjamin roda perekonomian berjalan beriringan dengan stabilitas nasional, maka yang terancam pertama kali adalah AS, karena sampai saat ini saya laju perkembangan ekonomi India mulai merangkak meninggalkan AS.

Jadi memang benar kata Slank, (ujung-ujungnya duit), berbagai pergolakan yang ada di negara-negara Asia Selatan ini dibuat sedemikian rupa, sehingga menghambat terbentuknya stabilitas regional di kawasan ini, agar salah satunya, menghalangi kerjasama pembangunan explorasi minyak dari kawasan Laut Kaspia (yang dikatakan cadangan minyak disini melebihi yang ada di timur tengah) melewati jalur Pak-Afghan-India, atau pembangunan proyek Pipa Gas Alam dari kawasan Afghanistan. Karena nyatanya beberapa kali kerjasama ini hampir goal, akhirnya terpaksa pending kembali.

Maka dari itu, what we learn from Mumbai Attack, mungkin ini hanya bagian dari sebuah agenda yang ingin menhambat hubungan yang kian membaik antara India-Pakistan, karena beberapa hari setelah persitiwa Mumbai yang terjadi adalah saling tuding, dan karena issuenya adalah terroris, Pakistan seperti seorang pesakitan yang tidak berdaya menerima tudingan dari berbagai media. Wallahu 'Alam Bishowab.

17 comments:

  1. Selalu ada saja orang/kelompok yang menghalangi adanya perdamaian, dengan mengadu domba.

    ReplyDelete
  2. Wah ternyata linknya belum masuk. Sekarang sudah saya add

    ReplyDelete
  3. betul sekali. jika dilihat dari "kacamata" orang awam seperti saya ini, sejatinya pergolakan2 yang terjadi tuh hanya untuk mengalihkan perhatian masyarakat atau negara lain agar tak terfokus pada satu persoalan-isu global saat ini masalah ekonomi-.

    ReplyDelete
  4. Wah Mama ternyata penulis yang handal. Tulisan Mama benar-benar seperti tulisan wartawan senior. Jangan2 mama dari jurnalis ya Ma.

    Yang saya khawatirkan tindakan teroris itu di tiru oleh para teroris di negara lain. Apapun alasannya tindakan membabi buta seperti itu bukanlah tindakan yang manusiawi. Semoga perdamaian dapat segera diwujudkan.

    Salam.

    ReplyDelete
  5. erik@ orang usil dimana-mana kurang seneng lihat orang damai.linknya thank ya..
    Kristina@diputer-puter memang dalam rangka menjadi jawara ekonomi dunia akhirnya menghalalkan segala cara, termasuk mengobrak-abrik negara orang.
    Seno@memang jurnalis kang, jurnalis blog tapi hehe...

    ReplyDelete
  6. perang-teroris.
    kok bisa? yang belum saya tahu ma, apa yang menjadi alasan teroris tersebut menyerang mumbai.

    dimana PBB yang katanya sebagai polisi dunia?
    kok diam saja?
    kok ga diselidiki?
    jangan2 ada kaitannya dengan bla bla bla...

    aku ga tahu harus gimana ma. mau di pikirin, tapi ga bisa berbuat apa-apa. mau cuek saja tapi beritanya nongol terus, kan jadi prihatin juga.

    seperti kata om iwan, seandainya di dunia ini ga ada tentara pasti ga ada perang. seandainya dana perang untuk ku *maunya...*

    pa kabar ma. sehat2 aja kan?

    ReplyDelete
  7. Perang, terorist, rusuh adalah kata yang tak pernah diharapkan, merusak kedamaian, menjatuhkan banyak korban jiwa yg tak bersalah.. Tp kenapa ini sering terjadi? Hanya karena ego dan kepentingan tertentukah? Ataukah utk suatu alasan kebenaran dan keadilan?

    ReplyDelete
  8. aku juga baca di postingan temen tp pake bhs inggris jd kurang ngeh hehehe...

    ReplyDelete
  9. Kasihan anak-anak jaman sekarang ya. Begitu gampang disodori kekerasan di mana2.

    ReplyDelete
  10. layak jadi jurnalis peperangan, tulisannya deskriptif banget..

    ReplyDelete
  11. susahnya memandang bahwa
    didunia ini perlu keeimbangan
    baik dengan buruk
    antara tentara dengan teroris

    ReplyDelete
  12. wah syeremmm banget neh bunda?

    duhhh ngeri waktu liyat di tipi :(

    ReplyDelete
  13. kenapa kekerasan terus dilakukan ya kan itu menyalahi aturan Tuhan dan perikemanusiaan...belum lagi issue teroris dari Islam ... jadi sedih padahal Islam adalah agama Rahmatan Lil 'Alamin...

    ReplyDelete
  14. aku setuju sama komennya seno.

    bahasa yg ditulis di blog kamu ini..bener2 bahasa teratur..patut di acungin jempol. sayang kalo bakat nulisnya ga dikembangin. ayolah..bikin buku gituh. ngulas ttg sesuatu yg menarik di negara sana.

    soal attack2 itu... no comment deh. puyeng aku :P

    ReplyDelete
  15. saya mau jawab mbak ichaawe, mengenai nulis buku, memang lagi proses ini, sementara masih editing akhir trus masuk cetak..hanya tulisan itu ngga saya posting di blog ini hehhehe ntar ngga suprise dong kalo bukunya terbit..thanks supportnya ya...

    ReplyDelete
  16. wah.. itu tragedi, memanaskan suhu hubungan Pakistan dan India kayaknya...

    ReplyDelete
  17. ngeri juga ngeliat situasi india-pakistan. Tapi emang sih, setiap kejadian pasti under skenario. Meski orang-orang seperti kita mungkin cuma bisa menebak-nebak, siapa sesungguhnya yang paling diuntungkan dalam setiap kejadian. sambil menahan geram tentu saja!

    ReplyDelete

Silahkan berkomentar jika ada yang ingin anda sampaikan untuk postingan ini.
Regard,
Mama Hilda