Wednesday, June 10

Perang, Bom dan Pengungsi

Antrian di pemukiman camp IDP

Teroris..

Siapa sebetulnya mereka? wacana teroris semakin nyaring terdengar bersama dengan peristiwa 11 September, seorang tokoh dengan nama Osama bin Laden mendadak menjadi jawara tokoh teroris internasional yang mengancam ketentraman dan kedamaian dunia.

Tudingan beralih ke wilayah Afghanistan, sehingga serangan maha dasyat atas negara Taliban melawan tehnologi yang serba canggih, hingga kini base-camp raksasa tentara AS ada di tengah padang landlock tanah Afghanistan, berusaha untuk menyudahi keberadaan Taliban di wilayah ini.

Sementara Pakistan, sang tetangga menjadi sasaran tudingan pula, dengan dalih wilayah tribal area menjadi surga base camp pelatihan dan perekrutan Taliban di wilayah Pakistan. Trilyunan USD dana mengalir, entah barangkali dengan dalih pembangunan infrastruktur, sarana pendidikan dan kesejahteraan, tapi bersamaan dengan itu pula, justru memunculkan neo-neo Taliban di bumi pakistan, terlebih di wilayah North Waziristan, dan NWFP (North West Frontier Province) di wilayah swatt dan kawasan FATA (atau tribal area)

Kegatalan pemerintah atas keberadaan mereka yang sering membuat masyarakat setempat tidak tentram, menjadikan pemerintah menyetujui pemberlakukan Nizam-ul-Adl dengan barter jaminan keamanan dan ketertiban, tetapi sayang..ternyata tidak berjalan dengan mulus, sementata aksi-aksi bom bunuh diri semakin marak terjadi.

Operasi militer kemudian menjadi pilihan, jutaan penduduk setempat terpaksa mengungsi menyelamatkan diri dari kawasan gencatan senjata, sebuah pilihan yang berat, karena mereka terpaksa meninggalkan tanah, ladang, ternak dan kebun-kebun, garapan mereka yang tidak sedikit sudah siap panen. Karena wilayah ini merupakan kawasan lembah subur yang menyokong export agrobisnisnya Pakistan. Jutaan rakyat mengungsi, IDP (Internally Displaced People) julukan mereka, trilyunan dana dikucurkan untuk mendirikan camp pengungsian berupa tenda-tenda darurat sampai sekolah untuk anak-anak mereka.

Saat musim panas sedang pada puncak teriknya, saya tidak terbayang bagaimana panasnya hidup di tenda-tenda pengungsian.

Dan TNSM mulai terjepit, sebagian kawasan mulai dinyatakan cleared, aman, dan penduduk yg kotanya dinyatakan aman di perbolehkan untuk kembali ke desanya. Tapi, apakah semudah itu? Disana mereka terjepit dan terpukul mundur, tapi keterjepitan mereka justru semakin menambah ancaman serangan bom bunuh diri di wilayah kota besar.

Karena puluhan milisi Taliban diberitakan tertangkap menyusup diantara para IDP, sementara tidak menutup kemungkinan ada yang sudah masuk kawasan kota, dan menyusun strategi untuk menghancurkan gedung-gedung strategis.

Belum ada dua minggu lewat aksi serangan bom atas kantor pusat unit pertolongan Rescue 15 di kota Lahore, sehingga meluluhlantakkan gedung ini, seminggu kemudian bum bunuh diri di tengah-tengah para jamaah sholat jum'at yg menewaskan tidak kurang dari 39 orang, terjadi di kawasan Upper Dir, selang sehari kemudian kembali bom bunuh diri di unit Rescue 15 wilayah Islamabad yg menewaskan 5 org, dan tadi malam kembali bom mobil yang membawa sekitar 500 kg peledak berhasil menerjang cekpos sekuriti pintu masuk hotel terbesar di kota Peshawar, Pearl Continental Hotel, yg meluluh lantakkan setengah bangunan hotel tersebut sehingga menjadi puing yang hampir roboh. Korban terus bertambah, diantara reruntuhan bangunan.

Mengikuti berita tersebut rasanya kita hendak mati rasa, sebegitu tidak berharganyakah nyawa manusia, tentu ada pihak yang di untungkan dengan peristiwa ini, pelaku, donatur dan kambing hitam. Yang jelas kemenangan militer dalam operasi ini berdampak pada semakin vulnarable-nya kota kota besar atas ancaman serangan bom bunuh diri.

War is over when you finished it, menyitir kata-kata John Lennon, perang tidak akan berakhir selama tidak ada yang mencoba untuk mengakhirinya, sama halnya juga perang tidak akan mulai selama tidak ada genderang dimulainya perang, war is the last choice, selama pemerintah dan Taliban tidak berusaha untuk mencoba mengakhiri perang ini dan saling toleransi atas keberadaan masing-masing barangkali kerugian dan trauma peperangan ini dapat diminimalisir.

Sama halnya dgn kasus Ambalat, jangan sampai kasus tersebut memprovokasi rakyat kita untuk mendengungkan perang, karena perang itu pahit..getir, segetir-getirnya. Semoga kita tidak menjadi bangsa yang mudah terprovokasi oleh media.

26 comments:

  1. blogwalking di malam hari berkunjung ke rumah sobat baik yang sudah kenal ataupun yang baru kenal salam hangat selalu kawan

    ReplyDelete
  2. hmm sebuah info yang memang sangat harus di posting nice info salam kenal

    ReplyDelete
  3. Ngeri ya Mam membayangkan keadaan di daerah perang. Smoga kita tak mengalaminya ya Mam.

    Tapi jika kita selalu ditindas gimana Mam, tadi malam saya nonton berita lagi ada TKI, Siti Hajar namanya yang disiksa dari tahun 2003 sampai 2009, disiram air panas, disetrika, ditusuk gunting. Memang mereka tidak mengeluarkan pernyataan apa2 tapi tindakan mereka berlebihan Mam, sedangkan kita hanya bisa berkoar, dan hanya berkoar tidak ada tindakan kita yang merugikan mereka.

    Tapi saya juga berharap Mam, semoga Indonesia bisa menjadi negara yang disegani negara lain, tanpa peperangan.

    ReplyDelete
  4. Haru mendengar peperangan sesama saudara, semoga yang bertikai diberi Hidayah oleh-NYA.

    ReplyDelete
  5. kemana para diplomat, para dubes, para mentri luar negeri.
    jangan rakyat yg dijadikan tameng perang. seberapa ngeyel mereka sudah berdiplomasi?

    ReplyDelete
  6. @cebong : wong disuruh diplomasi malah mereka saling tukar cendramata je... g ada masalah yang diselesaikan.

    ReplyDelete
  7. ngeri ya klo ngomongin perang and refugees..
    hil...moga2 tinggal disana gak bikin stress ya bu...

    ReplyDelete
  8. menurut penelitian di kelurahan kami tiap selasa kliwon, para pakar kami berpendapat bahwa pasukan bom bunuh diri seharusnya diberikan penyuluhan untuk pindah ke suicide club di jepang. jadi kalo mau bunuh diri ya ngajak sesama anggota klub saja, jangan orang lain apalagi sedang sholat jumat.

    ReplyDelete
  9. Selalu prihatin kalo tahu penderitaan rakyat kecil akibat perang..
    apalagi perang saudara..sungguh mengenaskan.

    ReplyDelete
  10. ngomongin masalah teroris ga ada habisnya sebab sebetulnya yang mana teroris sebenarnya itu..
    tetap yang jaddi korban masyarakat kcil juga

    ReplyDelete
  11. apakah ini tanda tanda kiamat sudah bener bener di depan mata ?

    ReplyDelete
  12. teroris itu kayaknya ngga akan berhenti sampai kapanpun ya Bu!
    padahal korban yang berjatuhan mungkin sama sekali tidak punya kepentingan dengan mereka.....

    ReplyDelete
  13. kapan ya ada kata damai di timur tengah..?? tengkyu supportnya bunda..

    ReplyDelete
  14. smoga negeriku aman dan damai ngga ada perang, walau sering terjadi perang urat syaraf

    ReplyDelete
  15. semoga keadaan di sana cepat membaik, dan mereka saling menyadari dan kembali tercipta ketentraman dan kedamaian.

    ReplyDelete
  16. emmm. iya mba terkadang malah saking begitu hebatnya demam terois orang-orang yang berjenggot malah di curigai sebagai teroris, sebegitu burukkah citra islam di mata barat???

    ReplyDelete
  17. entah apa yang dicari, yang jelas kalo perang memang hanya akan menyisakan kepedihan saja, dan tidak peduli orang bersenjata atau bukan... semoga saja ada sesuatu yang bisa mencerahkan dan mendamaikannya... memang tidak mudah namun keniscayaan tentulah masih ada...

    ReplyDelete
  18. perang...demi apa? demi mempertahankan sebuah kedaulatan itu sudah hukum negara.

    perang saudara di afganistan tentu berlatar belakang politik dan kekuasaan.

    namun sekali lagi yg namanya perang memang sebisa mungkin dihindari.


    wekekek, berani mendebat guru nih :D

    ReplyDelete
  19. perang selalu saja membawa korban tak bersalah...

    adilkah dunia???

    ReplyDelete
  20. jadi terharu dengernya mama...
    semoga saja Indonesia bsa di jauhi dari segala hal yg serupa...

    terimakasih kunjungannya mama :)

    ReplyDelete
  21. Kapan kedamaian itu ada ??
    Hanya kedamaian yang mampu membuat manusia berhenti pindah dari satu keinginan kepada keinginan yang lain ..

    ReplyDelete
  22. wah, maaf br mampir mam, saya br sembuh dari atit nie...heheheh

    mudah2an mama hilda sehat dah sama little rascals-nya and keluarga...xixixixi

    wah keadaan disana gmn yo mam? gawatkah?

    kaborrrrrrrr =))

    ReplyDelete
  23. Cos We're all live under the same sun, the why ? tell me why ? can't we live as one ???

    kama Qoola Scorpion ...

    ReplyDelete
  24. info yg mantap sob
    monggo mampir, ntar di smbut tahu goreng...

    ReplyDelete
  25. Baca posting ini, saya membayangkan kota yang dipenuhi ketegangan, jauh dari persaan nyaman.

    ReplyDelete
  26. Menurut saya teroris itu lebih kejam daripada setan.

    ReplyDelete

Silahkan berkomentar jika ada yang ingin anda sampaikan untuk postingan ini.
Regard,
Mama Hilda