Tuesday, July 28

Uji Coba Kapal Selam Nuklir India

Telah menjadi rahasia umum bahwa hubungan bilateral India-Pakistan selalu berfluktuasi, konflik berkepanjangan dari semenjak berdirinya Pakistan tahun 1947 menjadikan stabilitas Asia Selatan menjadi kawasan rawan konflik, terlebih dengan munculnya kedua negara ini menjadi negara nuklir, meski diakui atau tidak di mata internasional. Terkait dengan perjanjian NPT (Non-Proliferation Treaty) yang memberikan restriksi pada negara-negara nuklir untuk mengexpor raktor nuklirnya ke negara-negara non-nuklir.

Hubungan bilateral India-Pakistan yang selalu menegang membuat kedua negara ini berputar dalam persaingan persenjataan. Tentu saja bagi India sebagai prestise di mata internasional, sementara bagi Pakistan sebagai jaminan keamanan (maximum deterrance) dalam negerinya dari kemungkinan serangan mendadak dari pihak India.

Kejadian serangan di jantung kota India (Mumbai) pada waktu itu yang melibatkan salah satu pelaku yang tertangkap berkebangsaan Pakistan, menjadikan pembicaraaan bilateral yang pada waktu itu mestinya sudah di tingkat kementrian terpaksa terhambat kembali. Tudingan bahwa transnasional terroris yang berasal dari Pakistan mementahkan kembali jaringan bilateral yang sejatinya semakin solid.

Belum lama konflik di L0C (Line of Control) di wilayah Kashmir kembali menegang, meskipun tidak sampai memicu konflik kedua negara sebagaimana Kargil Conflict pada masa pemerintahan Nawas Sharif tahun 1998 silam. Dimana Pakistan mengadakan ujicoba nuklirnya yang merupakan reaksi dari uji coba nuklir India pada waktu ini, sehingga membuat mata internasional terbelalak tajam, dan khawatir bahwa kemungkinan eskalasi konflik kedua negara akan berakhir pada konfrontasi nuklir, yang tentu saja membahayakan kemanusiaan.

Kapal selam nuklir yang panjangnya 367 kaki, yang diberi julukan 'Arihant' atau artinya 'Destroyer of Enemies', atau penghancur musuh, ini melakukan uji coba pada acara grand launching yang di resmikan oleh Perdana Menteri Manmohan Singh, pada hari Minggu lalu. Peristiwa ini merupakan sebuah pesan bahwa India telah bergabung dengan kelompok esklusif negara-negara nuklir (USA, Russia, Prancis, Ingris dan China) yang di kenal dengan julukan NWS (Nuclear Weapon States), yang mana negara-negara ini telah mengembangkan tekhnologi kapal selam nuklir.

Dalam sambutan yang di sampaikan oleh PM Manmohan Singh memang menyatakan bahwa dengan keberhasilan ini India tidak ingin membuat negara-negara tetangga di kawasan Asia Selatan menjadi ketakutan, akan tetapi dengan perkembangan Kapal Selam Nuklir ini India ingin menjaga stabilitas keamanan di wilayah benua India ini, disamping sebagai jaminan keamanan tanah hindustan dari ancaman yang tidak terprediksikan.

Pengembangan persenjataan India ini merupakan proses upgrading persenjataan seiring dengan lajunya pertumbuhan ekonomi dan prestise India di perpolitikan global, proses ini termasuk juga alokasi dana sekitar 9 milliar dollar untuk pembelian 126 pesawat jet tempur baru. Uedan tenan...

Tentu saja peristiwa ini memicu reaksi negatif dari Pakistan, terlebih berfluktuasinya hubungan bilateral India-Pakistan membuat uji coba ini memicu ketegangan dari Pakistan dan tidak menutup kemungkinan tahun-tahun kedepan Pakistan juga tidak mau ketinggalan akan mengembangkan tekhnologi kapal selam nuklirnya, sebagai counter-balancing atas peristiwa ini. Bahkan juru bicara angkatan laut Pakistan menyatakan bahwa, dengan terus menerusnya India mengembangkan sistem persenjataan mematikan (Lethal Weapon) ini tidak menutup kemungkinan akan semakin merusak kedamaian dan stabilitas di kawasan Asia Selatan. Dalam hubungan internasional, jika hubungan kedua negara bertetangga yang kurang solid, maka hal tersebut memaksa suatu negara untuk mempertahankan sistem balance of power, dimana semakin tingginya ancaman konflik maka semakin memicu negara tersebut untuk mengalokasikan dana pada kekuatan militer, sebagai upaya untuk mempertahankan keseimbangan kemampuan persenjataan.

Barangkali ini persepsi dari pemerintahan Pakistan, karena bagaimanapun juga perjanjian CTBT (Comprehensive Test-Ban Treaty) yang intinya melarang negara-negara nuklir untuk uji coba baik udara, darat dan laut ini tidak menutup kemungkinan adanya perpindahan export-import nuklir sehingga lambat laun akan semakin memunculkan banyak sekali negara-negara yang telah mengembangkan persenjataan nuklir, termasuk Iran, Israel, Korea Selatan dan Pakistan, sehingga dengan semakin bermunculannya negara nuklir ini semakin mengancam stabilitas perdamaian dunia. Karena biar bagaimanapun PBB yang diakui sebagai motor penjaga gawang perdamaian dunia, tentu mempunyai kelemahan yang satu diantaranya, tidak adanya fungsi eksekutif yang menjamin terpatuhinya hukum internasional pada negara-negara bersangkutan, yang terikan dengan perjanjian tersebut.

Indonesia kapan punya nuklir nih...

12 comments:

  1. hahaha....senangnya diriku jadi PERTAMAXXXXXXX. tes tes ...pertamax apa premium nih?

    ReplyDelete
  2. Jadi apa nanti nih dunia ya mam, kalo semanya udah pada mainan nuklir....

    India ama pakistan nggak pernah akur..kaya tom and jerry..hik hik...

    ReplyDelete
  3. cepat atau lambat..dunia ini akan hancur oleh nulir bikinan manusia.

    filem2 barat telah memberi kita gambaran bagaimana dunia saat nuklir telah meraja lela.

    dan sering kali apa yang difilem sekarang menjadi fantasi, akan menjadi kenyataan entah suatu saat nanti.

    kok aku jadi inget filem ya mam? xixixi,,,

    ReplyDelete
  4. mudah mudahan aja deh ngak ada perang lagi dibelahan bumi manapun...secanggih canggihnya pemikiran pembuatan senjata oleh manusia jangan deh dijadikan buat tindak kejahatan apalagi perang...ya mudah mudahan aja indonesia secepatnya punya nuklir juga ! thanks ya

    ReplyDelete
  5. ono opo iki... perang dunia III kah (lebay)?!??!?
    senada bin idem sama 2 pendapat di atas saiia :)
    (ngekor mode on*)

    mampir lg nii saiia sambil bawa teh anget plus pisang goreng panas :) ada yg mau?!!?

    ReplyDelete
  6. semoga saja kapal itu dibuat dalam rangka mengawal kedamaian

    ReplyDelete
  7. Wah, masak kita kalah sama India he...he..., serba repot, soalnya jika kita mengembangkan nuklir juga banyak banget warga lokal yang menolak. Tau sendiri sekarang politikus Indonesia tidak punya tujuan yang sama, jadi kebijakan penguasa akan dijadikan materi yang digunakan untuk menjatuhkan orang tersebut oleh politikus lawan.

    Dilihat dari situ sebenarnya Indonesia ada kemajuan dibidang politik, tapi jika tidak disertai dengan kedewasaan para politikus serta memiliki tujuan bersama yakni 'Demi Indonesia' rasanya kebijakan penguasa tak akan pernah terlaksana dengan sempurna.

    Smoga dalam waktu dekat kita punya ya Mam.

    ReplyDelete
  8. Informasinya sangat komplit-plit.
    Ternyata bukan Filmnya saja yang hebat di India itu ya ?.

    ReplyDelete
  9. huhu...mel, baca artikelmu yg ini jadi inget materi IR ku duluuu...dahh! kapan ya aku bisa jadi anak kuliahan lagi eh maksudnya ibu kuliahan yak? pengeen...pengen pinterr...

    ReplyDelete
  10. India saja sudha bisa bikin kayak gitu ya... Semoga Indonesia bisa secepatnya bikiiiiiiinnnnnnnnn....

    ReplyDelete
  11. Hiii... ngeriiii...!!

    Ibaratnya gini mbak, manusia itu seperti penumpang/tamu yang tak tahu diri lagi.
    Bumi (tempat pinjaman ini)kian terancam oleh ulah manusia.

    Kalo seandainya manusia ini diusir semua oleh Yang punya tempat gimana coba? hehehehe

    ReplyDelete
  12. Setiap aksi akan menghasilkan reaksi dan setiap aksi akan menghasilkan reaksi lainnya.

    Jadi teringat dengan Korea Utara yang menjadikan senjata nuklir sebagai alat bargaining politik.

    Ilmuwan penemu bom atom saja sudah menyesal dengan hasil temuannya setelah dia tahu akibat "hasil karyanya" di Jepang.

    Dalam hal ini saya kira India TIDAK mengirim pesan perdamaian.

    ReplyDelete

Silahkan berkomentar jika ada yang ingin anda sampaikan untuk postingan ini.
Regard,
Mama Hilda