Tuesday, August 26

The Failure of Coalition

Setelah resmi mundurnya Presiden Musharraf beberawa waktu lalu, kondisi politik Pakistan tidak kemudian smooth seperti banyak yang diperkirakan orang, ternyata tarik ulur partai-partai besar semakin menambah ketidak menentuan arah pemerintan Pakistan yang akan datang, hal itu terjadi setelah Asif Zardari menominasikan dirinya sebagai presiden pengganti Musharraf.

Kemunculan Asif Zardari untuk duduk di kursi kepresidenan berakhir pada pecahnya koalisi partai besar pemegang tampuk kekuatan parlemen, besar kemungkinan jika Asif memaksakan diri menjabat sebagai kepresidenan akan semakin membuat nama besar PPP-nya mendiang Benazir Bhutto akan terpuruk, karena pertama Asif Zardari bukan seorang politisi murni dan kedua, terlalu banyak kasus yang belum terpecahkan jika Asif Zardari memaksakan untuk naik ke kursi kepresidenan.

Koalisi dua partai besar (PPP-PML-N) yang beberapa waktu lalu sepakat untuk mengajukan proses impeachment atas Presiden Musharraf akhirnya berakhir, banyak pengamat yang sepakat bahwa koalisi tersebut lambat laun akan cepat berakhir, Nawas Sharif yang ngotot tetap pada keinginan untuk restorasi lembaga judisial, menggagalkan NRO (National Reconcilition Ordinance) yang disitu memaafkan semua kesalahan Asif Zardari, sementara di lain pilhak Zardari akan terancam kredibilitasnya nama baiknya.

Tanggal 29 Agustus ini, persatuan para praktisi hukum akan kembali turun ke jalan, kembali menuntut pemerintah untuk restorasi lembaga judisial seperti sediakala sehingga kekuatan hukum tetap supreme dan dapat selalu dijadikan landasan utama dalam pengambilan keputusan.

Hal tersebut mengingatkan saya pada pepatah orang-orang politik yang sering diikatakan dosen saya ketika masih kuliah dulu, dia selalu mengatakan "the enemy of my enemy is my friend", dan akan selalu demikian, saat ini mungkin PML-N sedang melirik partai lain yang dapat dijadikan partner koalisi selanjutnya. Dan hal ini semakin memperburuk keadaan, karena ketidakmenentuan kepemimpinan ini akan menjadi lahan empuk untuk munculnya ketidakstabilan nasional. God Knows....

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar jika ada yang ingin anda sampaikan untuk postingan ini.
Regard,
Mama Hilda