Wednesday, October 15

Keunikan Bukit Garam


Ini hanya sekedar kisah perjalanan ke Lahore minggu lalu, telat baru sempat cerita nih, daripada cerita tentang situasi keamanan melulu yang disana-sini selalu ramai dengan berita bom, mungkin lebih enak kalau mencari keindahan terselubung alam Pakistan.

Kalau kita warga Indonesia pasti tidak asing dengan pepatah "asam di gunung garam di laut" nah garam di laut itu sepertinya tidak berlaku di Pakistan, karena produk garam berasal dari gunung garam yang ditambang sejak ratusan tahun yang lalu, bahkan sebelum Pakistan merdeka. Bukit garam ini letaknya di kawasan Kewra diwilayah provinsi Punjab, jika kita menuju Lahore dari arah Islamabad melalui jalur toll,(toll ini panjangnya hampir 400 km lho hanya dengan satu gerbang toll dan bayarnya pun tidak sampai 50 ribu jika dirupiahkan, plus stop over yang lengkap dengan fasilitas warnet,mini playground, restoran, subway fastfood, KFC, masjid, pom bensin tiap kurang dari 50an km) kita akan melintasi bukit ini, dan ketika itu mobil yang melaju diwajibkan untuk memperlambat laju hingga dibawah 50 km/jam,jika melanggar biasanya di beberapa pojokan akan dijaga ketat oleh poltas yang selalu siap membawa speedshooter,hal ini bukan karena mengetes kesabaran pengemudi, tetapi memang bukit ini termasuk rawan longsor.

Ada keunikan dan keindahan tersendiri jika kita dapat masuk ke terowongan pertambangan garam ini. Biasanya pengunjung akan diangkut menuju terowongan penambangan dengan kereta listrik yang biasa digunakan sebagai sarana transportasi menuju ke lokasi tempat penambangan, atau jika senang berjalan kaki jarak yang ditempuh menuju objek wisata pun tidak terlalu jauh. Mau tau apa yang ada didalam terowongan tersebut..? pengunjung dapat menikmati keindahan garam yang sudah menkristal menghiasi dinding-dinding terowongan tersebut, ada yang terkikis mungkin karena perubahan musim dan temperatur sehingga kikisan kristal garam tersebut membentuk kikisan-kikisan yang runcing seperti batu es yang mencair. Atau dinding-dinding dari kristal garam yang seperti bongkahan karang di sisi kanan kiri terowongan yang kita lalui, sehingga jika kita ambil gambarnya dan kena cahaya flash kamera akan memantulkan cahaya yang berkerlap-kerlip seperti gugusan kristal.

Mungkin itu yang dengan sendirinya terbentuk, ada lagi yang bisa disaksikan didalamnya, danau air garam, dengan jambatan-jembatan kayu untuk menambang garam, biasanya produksi garam diambil dan disuling dari danau tersebut. Danau ini sudah ada sejak ratusan tahun yang silam dan tidak ada habisnya jika selalu disedot untuk dijadikan bahan baku garam, makanya kita dapati garam yang dihasilkan bersih putih seperti bubuk gula halus, itu yang kita pakai sehari-hari.

Semakin masuk kedalam, akan kita dapati, bongkahan-bongakan garam yang dibentuk menjadi bata dalam miniatur bangunan-bangunan terkenal, seperti bangunan miniatur Minara, yang ada di Lahore, miniatur Badshahi Mosque peninggalan Aurangzeb dinasti terakhir Mongolia yang masuk Islam, musholla dengan ubin dari bahan baku karang garam, sampai jika mungkin pengunjung sudah kelelahan berkeliling, bisa sejenak bersantai menikmati teh tradisional atau dikenal dengan Cai (teh hitam dicampur susu), makanan-makanan kecil, frenchfries, atau makanan kecil lainnya.

Kalau kata pemandunya, bukit garam tersebut tadinya adalah bukin yang ada didasar laut, akibat banjir dasyat pada zaman Nuh dahulu, yang memunculkan daratan-daratan baru dan menenggelamkan sebagian lainnya. Karena didalam gua gua garam tersebut ditemukan temuan yang sebenarnya hanya ada didalam laut. God Knows...kita yang mengkaji dan mempelajarinya kan..? Dan perlu dikatahui juga, tambang garam ini adalah terbesar kedua didunia setelah yang pertama ada di Poland. Nah..bagi yang kebetulan plesir nyasar ke Pakistan, tidak salah jika berkunjung ke Bukit Garam di Kewra.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar jika ada yang ingin anda sampaikan untuk postingan ini.
Regard,
Mama Hilda