Friday, October 10

Lagi Lagi Bom.. Capeee Dee....


Berita ada ledakan bom seperti sudah menjadi makanan sehari-hari hampir di semua stasiun televisi Pakistan. Genap berselang dua minggu dari persitiwa ledakan di Marriot, kemarin kembali terjadi ledakan di komplek markas kepolisian di sektor H-11, yang membuat panik , karena sektor ini berdekatan dengan kampus International Islamic University Islamabad, hanya berjarak kurang dari 2 km, juga ada kampus lain lagi yang dekat dengan kampus IIU.

Entah karena pengamanan yang kurang ketat atau kesalahan lainnya, padahal area tersebut sudah dengan begitu ketatnya dikawal penjaga sukuriti, tetapi kenapa mobil asing dengan dalih membawa pesanan orang dalam diperbolehkan masuk tanpa dicek terlebih dahulu apa isi box tersebut. Beruntung tidak banyak menelan korban, tapi hal tersebut tetap menjadi kesalahan fatal para penjaga sekuriti yang menggampangkan keamanan dalam kondisi yang sedang kurang aman seperti saat ini. Setengah gedung roboh yang gedung tersebut merupakan barak pasukan anti-terrorist.

Dihari yang sama sebuah bis sekolah juga kabarnya diledakkan oleh orang-orang militan, meskipun peristiwa tersebut terjadi diluar Ibu kota tetapi tetap saja pelakunya adalah orang yang tidak berfikiran waras, sehingga sasaran bom bunuh diri seakan-akan dibuat random seenak perutnya. Atau mungkin para pengebom tersebut sudah sebelumnya meminum drug dulu (karena memang Afghanistan penghasil terbesar ganja dan sebagainya), karena beberapa suicide attacker yang masuk dan tertangkap basah membada bom dibadannya sempat ditembak berkali-kali tapi tetap masih kuat untuk berlari menuju sasaran. Jika tidak tentu dengan tembakan di kaki saja sang attacker tersebut sudah terduduk sejenak kesakitan sebelum berjalan lagi, anehnya mereka tetap bangkit lagi dan seperti tidak merasakan sakit sama sekali.

Karena keamanan yang tidak dapat diprediksikan inilah, beberapa sektor akhirnya diberlakukan status red zone, dimana mobil-mobil yang keluar masuk diwajibkan memperlihatkan kartu identitasnya, atau seperti hal nya kawasan Constitution Avenue, yang biasanya untuk masuk daerah ini bisa malalui 6 jalur atau pintu masuk, tetapi karena situasi yang tidak menentu hanya satu jalur yang dibuka, sehingga dapat dibayangkan kepadatannya setiap saat. Perjalanan ke kantor KBRI, yang biasanya hanya menempuh kurang dari 15 menit dari tempat kami tinggal karena hal ini harus memakan waktu hampir satu jam baru sampai kantor kedutaan. Capeeee deh.. apalagi kalau sudah waktunya jemput sekolah anak-anak, rasanya bapak-bapak jadi males balik lagi kekantor, sehingga jam istirahat makan siang habis untuk dijalan saja.

Berita hari ini, terjadi lagi bom dikawasan tribal area. Meskipun jauh tapi seringnya kejadian ini tidak menutup kemungkinan penyusupnya bisa kembali mengobrak-abrik kawasan ibukota dan meresahkan masyarakat didalamnya. Kalau kata orang, kenapa ngga pulang saja ke tanah air, rasanya ngga segampang itu kita harus pulang, tentunya kita harus memikirkan pros and cons nya dulu, karena selama ini meskipun keadaan gonjang-ganjing tidak menentu, tapi tetap keamanan lumayan terkendalikan selama kita senantiasa waspada and never talk to stranger. mungkin itu pepatah yang harus kita terapkan saat ini, bukan sombong tetapi untuk menghidar dari kemungkinan yang tidak kita inginkan.

Ya, mungkin karena kami pernah merasakan tragedi serangan Masjid merah yang letaknya hanya beberapa meter saja dari rumah kami, sehingga berita-berita bom ini rasanya sudah mendaji bagian dari menu sehari-hari. Memang enaknya nonton movie aja, atau jangan membuka stasiun berita, karena memang kalau ngga rame ngga akan ada berita hangat.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar jika ada yang ingin anda sampaikan untuk postingan ini.
Regard,
Mama Hilda