Selamat Datang Spring

Kicauan burung mengawali pergantian musim dingin ini, guyuran hujan mulai membasahi bumi, membawa pertanda bahwa musim dingin akan meninggalkan kita, meskipun terpaan angin masih menggigit, tetapi hangatnya mentari seakan-akan membawakan sebentuk rangkaian kolaborasi sabda alam yang indah dan memukau, seperti sebuah kolaborasi symphoni alunan Santorini dari Yanni, yang beragam, semarak anggun dan penuh daya tarik.

Burung kecil-kecil mulai menyanyi menyambut datangnya pagi, yang selama musim dingin biasanya kita hanya mendengarkan keokan burung gagak yang berebut makanan, atau bergumul ditempat pembuangan sampah yang biasanya ada di tiap-tiap sudut perumahan penduduk. Akan tetapi pagi ini, rupanya bukan hanya kicaukan gagak yang mendominasi, melainkan bermacam-macam suara burung mulai menampakkan suaranya. Dalam hati saya berkata..alangkah cepatnya musim ini berganti. Biasanya burung-burung ini tidak terdengar kicauannya selama musim dingin, kebanyakan mereka berpindah ke daerah yang lebih hangat. Ditambah, ada sebentuk kepercayaan di kalangan penduduk Pakistan yang beranggapan bahwa memburu burung liar merupakan tindakan yang pamali, sama hal nya dengan membuang hajat di sungai, mereka katakan itu merupakan aib dan kepamalian. Dan memang kenyataannya kita lihat saluran irigasi sungai yang mengaliri daerah The Punjab dari arah India sampai daratan Pakistan itu bersih dari yang namanya sampah. Padahal sungai tersebut sudah ada sejak zaman masih bercokolnya penjajah Ingris di negeri Bhutto ini.

Kok jadi kemana-mana ya..

Selama musim dingin mungkin hanya pohon-pohon evergreen yang masih menghijau(jenis cemara dan akasia), selebihnya masing-masing merontokkan daun-daunnya sehingga yang tersisa hanya dahan-dahan gundul tanpa daun, yang jika diperhatikan disenja hari nampak seperti cakar-cakar monster yang siap mencakar apa saja dikegelapan. Pohon tersebut tampak sedih menantikan pergantian musim ini, menantikan hujan yang akan mengakhiri musim dingin. Dan sudah beberapa hari yang lalu hujan mengguyur Islamabad, pohon-pohon gersang tersebut serasa tersenyum dan mulai menampakkan tunas-tunas kecil yang mulai bersemi dipucuk dahannya yang kering, makin menggugurkan sisa-sia daun yang sudah mengering dan mengganti dengan tunas-tunas baru kehidupan. Dalam hati mungkin mereka berkata..I'm Alive..kaya Celine Dion aja ya..

Tidak ketinggalan rumput-rumput di pekarangan depan rumah yang kami tinggali juga mulai menampakkan geliat kehijauan, meskipun sebagian yang lain, yang tertutup oleh tanaman lain masih menguning dan kering, hanya yang terkena sinar matahari yang mulai menampakkan kehijauan. Biasanya musim semi ini kami mulai menyebar benih, yang antara lain, kacang panjang, batang sereh, kemangi, bayam dan lainnya yang kita punya. Hanya tidak semua tanaman apotik hidup bisa tumbuh dan keluar umbinya, seperti kunyit, kencur lengkuas, biasanya tanaman ini tumbuh, akan tetapi meskipun sampai besar tidak akan keluar umbinya. Singkong juga demikian, biasanya tanaman ini tumbuh tapi tidak keluar umbinya. Makanya yang di INA banyak singkong kirim dong kesini..hehehe

Ada sebentuk pesan yang dapat dimaknai dari tiap pergantian musim ini, bahwa perputaran waktu ini adalah pesan bagi kita untuk senantiasa dapat menyaksikan keajaiban alam yang ada didepan mata kita. Semusim berlalu tersebut what have you done..for yourself, your family, your society, your environtment..et cetera..

Ps; Saya ikut mendukung kawan-kawan yang turut mensukseskan Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009, seperti kang Seno, kang Nara, kang Harry, Bu Komandan, kang Suryaden, Agung semoga dukungan para blogger ini mampu memberikan kontribusi positif demi tercapainya Pemilu yang damai, memberikan masukan bagi para pembacanya agar dapat memilih dengan cerdas.