Tuesday, February 24

Talibanisasi di Pakistan 'Paradise Valley'

Munculnya pergerakan yang mengatasnamakan diri dengan Taliban, di kawasan lembah Swat serasa mengusik keindahan dan kedamaian 'paradise on earth' Pakistan. Pengaruh kelompok Taliban ini telah menguasai hampir semua wilayah Swat. Mereka menghancurkan sekolah-sekolah, terutama sekolah-sekolah perempuan, jembatan-jembatan dihancurkan, karyawan partai politik disandera atau bahkan dibunuh, para jurnalis dan wartawan dianiaya, bahkan terakhir seorang wartawan stasiun televisi ditemukan telah meninggal dalam keadaan tertembak. Sementara pemerintah daerah tidak bisa berkutik.

Lembah yang tadinya subur, karena merupakan sentra agrobisnis, menjadi gersang, pohon-pohonan menggapai langit, terlunta, sedih tak berbuah. Para guru-guru perempuan dipaksa untuk tidak mengajar dan tinggal dirumah, toko video atau vcd dibakar dan para tukang cukur diancam agar tidak mencukur jenggot karena dianggap tidak Islami. Hanya dalam kurun waktu dua tahun, kurang lebih 800 hotel dan 405 restoran tutup di kawasan lembah ini. Yang tadinya merupakan surga bagi para hikers, dan backpackers untuk menikmati sejuknya musim panas di lembah ini atau hiking menaklukkan barisan pegunungan Himalaya, sambil berkemah di lembah Karakoram.

Hampir tiga tahun yang lalu kami menyempatkan mengunjungi lembah indah ini, perjalanan darat yang memakan waktu kurang lebih 5 jam dari Islamabad, melintasi kisi-kisi jalan yang meliuk-liuk disela-sela pegunungan, serasa berjalan diatas awan. Ya..lembah ini menyimpan berjuta pesona alam yang tidak terlukiskan. Dan keindahan alam tersebut menjadikan Swat menjadi obyek wisata alam yang digemari oleh para wisatawan asing. Tetapi nampaknya hal tersebut tidak demikian, semenjak orang-orang ini mulai melebarkan pengaruhnya di kawasan ini. Terlebih lagi dengan adanya seruan 'travel warning' untuk kawasan Pakistan makin menambah sepinya pengunjung. Mungkin, jangankan turis, wartawan saja, setelah terbunuhnya wartawan Geo News, menyerukan agar tidak masuk kawasan ini, karena mereka diancam. Sehingga satu-satunya wilayah aman bagi mereka adalah di kawasan press club Swatt.

Populasi penduduk Swat yang hanys sekitar 1.5 juta, dan dua pertiga penduduk lebih memilih untuk bermigrasi keluar daerah ini. Hampir 200 orang, termasuk perwira-perwira penting telah terbunuh karena sasaran ledakan bom yang ditanam di wilayah-wilayah penting, atau di gedung-gedung pemerintahan.

Aksi mereka tidak sebatas menutup sekolah perempuan, tetapi mereka bahkan merusak hampir 165 sekolah-sekolah, sehingga pelajar-pelajar ini tidak bisa mengikuti ujian tahunan. Padahal peningkatan literacy rate di kawasan ini mencapai 75 persen pada tahun 2002 dibanding dengan tahun sebelumnya, dengan peningkatan sekitar 30.000 siswi yang masuk sekolah. Terlibatnya LSM-LSM asing dan juga bantuan pemerintah cukup membantu meningkatkan strata pendidikan di kawasan ini. Tetapi tampaknya perkembangan tersebut berubah drastis setelah semakin menguatnya pengaruh Taliban di kawasan tersebut. Sehingga saat ini diperkiraan lebih dari 80.000 pelajar perempuan terpaksa putus sekolah.

Apa sebetulnya yang mereka inginnya dengan membakar, merusak dan membuat puluhan ribu siswa siswi putus sekolah, membuat orang kehilangan pekerjaan, menghancurkan sarana tranportasi, dengan mengatasnamakan penerapan shariah. Hari ini jaminan keamanan di wilayah Swat dibarter dengan penerapan shariah. I wonder..apakah penduduk akan suka rela mengimplementasikan shariah dibawah ancaman dan ketakutan..?

Meskipun perang antara tentara Pakistan dan kelompok Taliban sejenak terhenti setelah pemerintah Pakistan dan kelompok militan Tahrike Nifase Islami Shariah (TNIS) di Swat membuat kesepatakan penerapan pengadilan shariah di Swat dengan janji stabilitas keamanan di kota itu. Tetapi, sungguh lucu dan ironis memang, bagaimana di sebuah negara Islam, terjadi gerakan bersenjata yang menuntut penegakan Shariah. Yang dapat kita tangkap antara dua kemungkinan. Pertama, pemerintah negara Islam Pakistan tidak menerapkan hukum Islam secara benar, atau kemungkinan kedua kelompok taliban ini ingin menerapkan hukum Islam versi mereka yang notabene berbeda dengan main stream Islam di Pakistan.

Yang kedua ini menurut saya lebih cocok untuk dikatakan, karena terlihat dari manuver kelompok Taliban selama ini dalam mengekspresikan tuntutan mereka dan dalam menerapkan sistem shariah. Mereka melarang sekolah untuk perempuan karena meyakini doktrin bahwa sebaik-baik perempuan dalam kacamata agama adalah yang tinggal di dalam rumahnya. Mereka ingin menerapkan sistem pengadilan kriminal (hudud) versi Islam lama seperti yang tercantum dalam kitab-kitab klasik, seperti melakukan ekskusi mati di pasar, memberikan hak qawad, yaitu memperbolehkan ekskusi mati terhadap pembunuh oleh keluarga terbunuh. Saya melihat sebuah foto menjengkelkan di koran lokal Pakistan, seorang tukang taksi menembaki seorang terpidana yang matanya ditutup dan tangannya diborgol di sebuah pasar disaksikan penduduk setempat. Menurut pemberitaan koran tersebut inilah pelaksanaan qawad di wilayah yang dikuasai Taliban. Perempuan juga harus menggunakan cadar (burqah). Burqah ini tidak seperti jilbab versi Indonesia. Burqah adalah pakaian model Asia Selatan menutupi seluruh anggota badan perempuan tanpa terkecuali.

Dan yang lebih kejam lagi adalah tidak adanya proses hukum yang transparan dalam putusan hukum mereka. Cukup dengan dasar fatwa seorang maulana atau maulawi, istilah Pakistan, kelompok Taliban dapat melakukan ekskusi hukuman. Fatwa bahwa si A adalah seorang mata-mata atau pelaku makar sudah sah untuk dijadikan justrifikasi oleh pasukan Taliban untuk membunuhnya dengan semena-mena.

Dengan pemberian wewenang kepada mereka untuk menerapkan hukum shariah di Swat apakah akan menjamin terciptanya keamanan dan stabilitas seperti yang selama ini kita dengar dari suara pemerintah Pakistan? Tampaknya masih perlu menunggu pembuktian. Banyak orang, termasuk saya, cenderung pesimis itu dapat terwujud.

Pertama karena Taliban tidak mempunyai kodifikasi hukum yang jelas. Mereka hanya mengatakan hukum Islam sesuai Quran, Hadist, Ijma' dan Qiyas. Itu hanya akan dijadikan alasan para maulana Taliban untuk membuat hukum sesuai pendapatnya dan diklaim sesuai Shariah.

Kedua, Taliban ini adalah gerakan haus darah. Membunuh, bom bunuh diri dan penyerangan massal sudah menjadi ciri khasnya sejak awal. Apapun yang tidak sesuai dengan pandangan mereka pasti diselesaikan dengan kekerasan. Baru-baru ini seorang wartawan tv ditembak mati di kota swat. Sebelumnya juga ada beberapa wartawan lain yang mengalami nasib serupa. Tidak ada bahasa advokasi bagi Taliban, yang ada adalah bahasa perang. Bagaimana kelompok seperti ini dapat memberikan keamanan dan ketentraman kepada warga.

Yang jelas, mari kita tunggu dan saksikan. Apakah Taliban di Swat juga akan mengalami nasib yang sama dengan Taliban yang ada di Afghanistan. Amerika memang tidak sepenuhnya benar dalam pendudukannya di Afghanistan. Tapi mereka itu datang ke sana dan menghancur leburkan negeri itu karena ditantang oleh Taliban. Begitu gerakan bawah tanah yang penuh kekerasan mulai melakukan institusionalisasi dalam bentuk sistem, maka akan mudah dan ada justifikasi untuk diserang. Lihatlah Hamas di Palestina ketika mulai memerintah Palestina dengan nama Hamas. Lihatlah Taliban di Afghanistan ketika mulai memerintah dengan nama Taliban.

Swat, sebuah lembah yang cantik dan indah di Pakistan, tinggal tunggu saatnya jadi neraka bagi siapapun termasuk penduduknya yang mayoritas muslim.

Data dari tulisan ini diambil dari tulisan yang diposting di www.thewashingtonpost.com, jika yang ingin membaca versi Ingrisnya disini, juga merupakan hasil wawancara suami dengan VOC beberapa hari yang lalu.

45 comments:

  1. memang gerakan itu ketika kecil menebar pesona dengan kepatuhan tapi setelah besar orang-orang harus mematuhinya... opo tumon...
    makin sulit aja memilahnya ketika masih kecil, tapi kalo udah telat dikit... masya Allooh...

    ReplyDelete
  2. wah wah wah keren ntuh gambarnya mba

    ReplyDelete
  3. *menyimak....

    btw, salam kenal ya mbak

    ReplyDelete
  4. Islam adalah rahmatan lil alamin, kenapa sih.. semua harus dengan kekerasan dan menyakiti Saudara sendiri???
    (hela nafas panjang...)

    ReplyDelete
  5. Wah mama hilda, setahu saya tulisan Syariah itu bukan bukan pake H tapi Y. Tapi nggak tahu deh mana yang bener...

    ReplyDelete
  6. Sampai kapanpun kekerasan tidak akan pernah dapat menyelesaikan masalah.

    Banyak serigala berbulu domba sekarang ini ... kemasannya nilai-nilai luhur agama tetapi kenyataannya tingkah polah mereka menebar angkara murka.

    ReplyDelete
  7. Bicara tentang Taliban..jadi bingung juga...kalo Islam kenapa harus kejam?? Setahuku Islam mengajarkan kebaikan dan saling menyayangi..

    Gambarnya kerenn mam....

    ReplyDelete
  8. pagi mam, sory belum komeng dulu, baru mo berangkat kerja nih heheee

    ReplyDelete
  9. Membahas Taliban memang tak habis dalam semalam. Tapi postingan ini memberikan gambaran sesungguhnya.

    Mantap.

    ReplyDelete
  10. Ternyata masih berlanjut ya...
    Sayang sekali, karena ego manusia, sebagian lagi harus menerima bentuk kekerasan

    ReplyDelete
  11. Photonya pemandangan yang luar biasa Indah,mm

    ReplyDelete
  12. wah tempatnya menarik tapi syerem juga kehidupannya :D

    kapan nie saya diajak mam...xixixi

    ReplyDelete
  13. Mbak, posting mu bikin aku syok..!
    Sedemikan radikalnya gerakan taliban afgan.
    Kalau kita melihat dari kacamata demokrasi & humanisme universal, maka taliban benar2 akam membawa kembali afgan ke jaman jahiliyah!
    Tapi kalo dilihat dari kacamata taliban, tindakan mereka adlh menegakkan syariat islam.
    Semua bs benar dan bisa salah..!
    Tapi ingat! Zaman berganti, maka suatu paham/ideologi yg tdk mau ikut meng'update' dirinya...akan menjadi 'old fashioned' ideology, yg hanya pantas dikenang, karena akan digilas, dilindas dan ditinggalkan...
    Hmm...saya jadi tambah salut dg masyarakat Nangroe Aceh D...
    Tx ya mbak...

    ReplyDelete
  14. mama.. panjang banget postingannya... hiks...

    ReplyDelete
  15. wah... tempatnya keren juga ya... tp aksinya kok serem gitu ya,...

    ReplyDelete
  16. waduh, ko ruwet yah? mbuh ah... ga ngerti...

    ReplyDelete
  17. Apa sebetulnya yang mereka inginnya dengan membakar, merusak dan membuat puluhan ribu siswa siswi putus sekolah, membuat orang kehilangan pekerjaan, menghancurkan sarana tranportasi, dengan mengatasnamakan penerapan shariah. Hari ini jaminan keamanan di wilayah Swat dibarter dengan penerapan shariah. I wonder..apakah penduduk akan suka rela mengimplementasikan shariah dibawah ancaman dan ketakutan..?


    setuju bgt ama yg enih

    ReplyDelete
  18. butuh informasi tentang Taliban from another side, jujur saja, kadang-kadang suka curiga juga sama propaganda amerika.

    semoga yang benar terlihat benar dan juga sebaliknya

    ReplyDelete
  19. setahu saya bukan talibanisasi di lembah Swat. tapi lembahisasi Taliban.....

    ReplyDelete
  20. Jadi semakin bingung mana yang benar..., tumpang tindih ora karuan.
    Kalo memang benar berita itu.. mestinya khan Islam itu rahmatan lil alamin... rahmat bagi seluruh alam? Alam setahu saya tidak mengenal jaman... kenapa dipaksa untuk tetap di jaman Rasulullah?

    ReplyDelete
  21. Kalo ndak benar berarti... Taliban a.k.a Islam menjadi bulan-bulanan Amrik dan israel doang...sarana bagi mereka untuk meremukkan Islam..

    Hnah kalo benar semua..?? berarti ndak taliban (bukan Islamnya lho...), ndak amrik sama-sama kalap...!!!

    ReplyDelete
  22. kenapa ya timur tengah ngga pernaha damai..?? problem tak akan selesai denga segala macam bentuk kekerasan.... so, Damai itu indah....

    ReplyDelete
  23. taliban ataukah berkedok taliban. kadang media barat juga bias dalam informasi jadi perlu filter yg cukup utk cek dan recheck
    btw pemandangannya indah banget

    ReplyDelete
  24. tempatnya keren...
    pengen ah belibur kesana..
    keep try..

    ReplyDelete
  25. The Dexter@ Thanks mas dexter atas koreksiannya, lama di Pakistan jadi suka kebalik nih kalo nulis syariah, karena tulisan sini syin..ditulis dengan shin..thanks ya, nanti postinganya saya edit kembali.

    Kang Sibaho@ bukan karena bias media AS, tapi justru kemunculan Taliban itu sendiri buatan meraka, semenjak pendudukan kaum mujahidin melawan Rusia thn 1977 waktu itu, sementara pakistan dibawah regime Zia-Ul-Haq juga kerjasama dengan AS menjadikan wilayah Pakistan sebagai basecamp pelatihan dan perekrutan orang-orang garis keras, dipersenjatai dengan senjata canggih untuk menyerang Rusia waktu itu. Konteks kali ini neo-neo mujahidin yang muncul entah itu dengan nama Taliban dan sebagainya, seperti bilah boomerang bagi Amerika sendiri. Karena jika merujuk konstitusi pembentukan negara Pakistan, bentuk negara dan dasar negara sangat berbeda dengan yang dirumuskan orang-orang garis keras tersebut. Rusia China justru makin diuntungkan..yang membuat saya geram bukan karena Talibannya, tapi mereka ini orang-orang yang diperalat oleh kepentingan2 negara2 besar, dipersenjatai, dikasi dana besar. Dan Para rekrutan2 ini kebanyakan adalah orang-orang yang kurang mampu dan tidak bersekolah kemudian didoktrin yang bukan-bukan. Masih ingat peristiwa Bom Mumbai tentunya..pelakunya orang Pakistan, aslinya profesinya seorang cleaning service, putus sekolah. Melakukan aksi pemboman atas nama Islam..duh makin mencoreng citra agama Islam yang cinta damai aja jadinya.

    ReplyDelete
  26. Pengin ngeblog@ kira-kira begitu kang, mereka ini diperalat untuk menambah muramnya wajah Islam.

    Bunda@ yang saya sampaikan hanya kenyataan didepan mata bunda, masih ingat tragedi Masjid Merah 2 tahun yang lalu, jarah dari rumah kami hanya 50 meter, perusakan pembakaran gedung-gedung pemerintah. Seorang imam yang menyampaikan khutbah dengan menyandang senjata AK..menculik orang seenaknya tanpa tuduhan yang jelas dan bukti yang jelas. Peristiwa penyerangan tersebut sampai membuat kita terpaksa mengungsi dari rumah yang kami tinggali.

    ReplyDelete
  27. Yang jelas dengan dipupuk doktrin tiap hari, mereka merasa sebagai ahli surga yang rela mati demi Islam(nya mereka). Bahkan doktrin itu sudah menjalar kenegeri tercinta ini.

    ReplyDelete
  28. apapun alasannya, marilah kita cinta damai.....mari berdoa tanpa saling tunding satu sama lain, moga peperangan itu cepet selesai....semuanya adalah kehendak Allah SWT semata...

    ReplyDelete
  29. semoga mama hilda tidak trauma dengan kondisi yang terjadi di depan mata ya.dan semoga selalu mendapat perlindunganNya.
    saya soalnya jadi ingat saat masih kecil di papua, saat OPM berontak dan kejadian baku tembak didepan mata.di kamboja juga pernah lihat sendiri betapa kekejaman perang membuat keluarga kocar kacir...

    ReplyDelete
  30. enak ya mam, bisa belajar kebudayaan negara laen juga, jadi lebih tahu luasnya dunia :D

    ReplyDelete
  31. pengen kesana ... kayaknya pemandanganya indah
    eh komentku ngak nyambung ya?
    dasar soewoeng

    ReplyDelete
  32. masya alloh..., mereka sebenernya islam tapi membuat kerusakan untuk saudaranya sendiri. semoga mereka diberi jalan kebenaran oleh illahi robbi....

    ReplyDelete
  33. Persoalan politik kontemporer kerap berbaur dengan kepentingan negara-negara tertentu yang bisa saja mengatasnamakan sesuatu yang sebetulnya tidak tepat. Problem Afganistan, bahkan Palestina merupakan beberapa kasus yang hingga hari ini menjadi permainan negara besar

    ReplyDelete
  34. masyaAllah ya Mum...kenapa sempit dada mewarnai kehidupan ini shg seolah ga ada ruang tuk memberi sedikit ruang tuk kasih sayang dgn ketulusan

    ReplyDelete
  35. sibuk ya mam..wah tumben lama banget ndak updet :D

    ReplyDelete
  36. Islam bukannya lemah lembut? bukan kekerasan, yang karas itu batu. Mam, kontek langsung sama kehidupan mereka ya! tahu gimana situasi di sana! thanks for your info...

    ReplyDelete
  37. Kalo saya sih, nulis aja, blog walking juga jarang, habis waktunya nggak nutup. Paling berkunjung ke top commenters. Kalo punya mam kan lebih ke personal blog, jadi ide tulisan lebih gampang dan bervariasi. terus kalo saya emang ngak suka nulis, ya artikelnya pendek2. kalo nulis kelamaan malah pusing. bagus ngau bagus posting aja. nanti sambil jalan di baca lagi, dari situ baru ketahuan yang salah2.
    Mam, itu tergantung ama tujuan awal ngeblog, dan yang tahu kan mam sendiri. ditunggu postingan barunya!

    ReplyDelete
  38. mam... minta mendoan yang lagi digoreng...

    ReplyDelete
  39. sayang sekali daerah yang begitu nyaman bisa berubah menjadi sesuatu yang menyeramkan.

    saya belum tau siapa yang slah, tapi yang pasti sungguh sayang semua itu bisa terjadi :)

    ReplyDelete
  40. mampir pagi bawa nasi goreng...

    yang anget..yang anget..xixixi

    kabor akhhh, ntar dikira maling jam segini kelayapan...wkwkwkwk

    ReplyDelete
  41. blum update ya bunda..? lagi sibuk.... :-) midnight visit nih... ngga mau ikutan kontes?

    ReplyDelete
  42. Ach,,, hidup Taliban,,, Long LIFE TALIBAN

    Kenapa sich mama cuma mengkritik TALIBAN????
    Apa mama pikir di dunia ini ada islam versi lama dan versi baru ya,????
    Tobat Ma??
    Amerika n Yahudi/Zionis yang kejam

    ReplyDelete
  43. Tulisan diatas memang bagus, klau kita tidak tahu maka langsung percaya aja. Tapi menurutku itu propaganda dari pihak barat, knp??? Karena selama ini media dunia dikuasai Barat (Amerika dan antek2nya termasuk israel/yahudi). Sebaiknya juga diimbangi dengan informasi yang netral dan benar seperti aljazeera atau situs2 islam lainnya seperti arrahmah.com. Tentunya kebaikan dan kebenaran akan menang. Meski saya belum melihat langsung taliban di lembah swat tapi saya yakin syariat islam (Al-Qur'an & Al-Hadits) itu baik dan sesuai fitrah manusia karena dibuat langsung oleh Allah yang menciptakan kita.

    ReplyDelete
  44. @anonymous: saya kira anda belum membaca secara detail paparan yg saya sampaikan diatas, padahal semuanya disitu tertulis mekanisme penerapan shariah sebagaimana yang di tulis oleh para ulama, meski secara ngga langsung, tapi nyatanya pesan tersebut tidak coba anda pahami. Lagipula referensi dari washington post juga saya hanya ambil data2nya, dan saya yakin anda pun melewatinya tanpa mencoba membacanya secara detail. Media baik Aljazera ataupun al Arabiya juga menyayangkan penerapan shariah yang dipaksakan ini. Kenapa anda buru buru menuding zionis atau amerika tanpa ada klarifikasi yang jelas darimana sumbernya. Saya yakin penyelesaikan permasalahan tidak akan selesai hanya dgn saling tuding, dan itulah salah satu kelemahan kita org islam dalam berdiplomasi. OIC sampai sekarang buktinya mandul dalam hal ini, tidak sedikitpun statement keluar dari organisasi yg notabene anggotanya negara2 yg mayoritas Islam.
    Pendapat saya tidak menuding kubu manapun, krn asia selatan ini memang tempat bertabrakannya kepentingan negara2 besar dunia, dari india, cina, rusia sampai iran, sampai amerika yg terancam dgn semakin berpengaruhnya cina di kawasan ini. Jika anda pernah menyaksikan film judulnya charles wilson war, anda akan tau bagaimana munculnya kelompok mujahidin di era perang dingin yg membuat rusia bertekuk lutut, siapa sbnrnya yg memasok senjata mereka, justru amerika dan kelompok ini sengaja mereka ciptakan sedemikian rupa agar amerika dapat menghancurkan rusia tanpa perlu mengirimkan senjata. Saat ini kondisinya berbalik arah, sehingga hasil temuan dari kejadian bom bunuh diri maupun penyerangan yg ada menunjukkan pasokan senjara ada indikasi didapat dari rusia.
    Dan lagipula, saya heran, kenapa anda menggunakan nick anonim, sehingga saya kesulitan untuk menjawab koment saudara...cobalah anda tulis pengamatan atas nama saudara sendiri dgn menyertakan peristiwa dan berita yg terbaru, saya dgn senang hati membacanya.
    Maaf jika jawaban saya kurang berkenan..

    ReplyDelete

Silahkan berkomentar jika ada yang ingin anda sampaikan untuk postingan ini.
Regard,
Mama Hilda