Seperti yang saya janjikan pada postingan saya yang sebelumnya, postingan kali ini saya mau sedikit share buku menarik tentang kajian Gender di Indonesia, sebuah riset yang dilakukan selama jangka waktu 30 tahun, yang di kupas sedemikian uniknya oleh Kathryn Robinson. Beliau adalah seorang profesor di Department of Anthropology, Research School of PAsific and Asian Studies di The Australian National University.
Februari 1998, awal buku ini di digambarkan peristiwa protes para perempuan di Bundaran Hotel Indonesia, di prakarsai oleh organisasi Suara Ibu Perduli pada masa mulai meredupnya kekuasaan Orde Baru pada waktu itu. Unjuk rasa yang dikenal dengan istilah Demo Susu ini menuntut pemerintah, terutama departemen kesehatan agar menindak lanjuti kasus susu formula yang tercemar bakteri Enterobacter Sakazakii.
Silahkan lanjutkan kesini untuk postingan selengkapnya
pertamaxxxxxxxxxxxxxxxx
ReplyDeleteIndonesia memang keren ya mam, semakin dikupas semakin terlihat anehnya xi xi xi....
ReplyDeletepenasaran nih ama bukunya....
ReplyDeleteGenderitas memang sering menjadi issue yang sering memojokkan Islam, padahal pengetahuan mereka NOL.
Ke TKP dulu mbak :)
@Bening : hehe aneh dan membuat penasaran.
ReplyDelete@si kumbang : Penasaran, kan bisa download sendiri itu mas. Link nya sudah saya buat public jadi siapa saja bisa akses tanpa moderasi.
Masalah gender, seolah gak ada habisnya. Dalam Islam sendiri dah digariskan bagaimana peran masing masing gender.
ReplyDeletePondokku
Wanita Indonesia muncul secara mysterious kepermukaan ketika haknya dikebiri atau direcokin... hemmm baru tau mereka betapa hebatnya "Wanita Indonesia"
ReplyDeletepingin download tapi takut gak sempet mbacanya mam.... (pingin baca resensi orang lai ajah,....wakakaka)
tetep donlot ah...
wah skg nampaknya mama hilda sudah terschedule dengan rapih postingannya sudah ada bahasannya di tiap posting...weitsss salut mam.
ReplyDeleteyang penting jangan lupa sama resep dapur...hehehe
ehemmm saya mending dukung mama hilda aja...xixixi
mohon ijin donlot pdfnya :)
ReplyDeletepakistan rame lagi ya bu :(
Resensi yang luar biasa mam.
ReplyDeleteLangsung unduh PDFnya, buat nambah knowledge mum. Makasih banyak nih, jarang ada buku bagus yang gratis he.h.e..download dulu.
@Erik: yup, issue-nya juga semakin kompleks
ReplyDelete@Xitalho: kehebatan wanita indonesia juga karena ada dorongkan kultur juga kang, gpp kalo ngga sempat baca..
@Gdenarayana: biar variatif kang, biar postingan ceritanya ngga perang mlulu, resep summer opo ya..resep bikin es krim kali..
@Sibaho: nggih kang, sumonggo..bukunya masih lumayan baru itu..Pakistan selalu rame, ibarat iklan..ngga ada loe ngga rame..hehehehe
@Seno: Resensi belum lengkap itu kang, tapi karena ngga sabar pengin share aja, makanya ngga saya komentari juga :)
aku tentu ga bisa ngerti klo baca bukunya , cuman dari resensi ini kurasa kemajuan yg dicapai perempuan indonnesia sudah bagus, maju dibanding 10tahun kebelakang.
ReplyDeleteeniwei sola TV timing aku juga dah punya draft posting, oke deh nanti aku menyusul kakak ajah postingnya
Indonesia dengan keadaannya yang seperti ini ternyata semakin memberikan peluang bagi perkembangan ilmu pengetahuan. namun, sebaiknya memang perkembangan ilmu pengetahuan ini sudah selayaknya sejalan linear dengan perkembangan positif diberbagai bidang lainnya. hanya saja, linearitas ini berjalan sangat lambat. pasti ada sesuatu yang menghambat....bukunya dah terbit di Indonesia belum ya Bu?
ReplyDeletepostingan yang dijanjikan : "tips cerdas membatasi anak anda menonton TV" keknya bakal ditunggu bangeeeeeeed..., bener loch ma...., bis anakku, klo dah nonton kek dilem gitu maaaaa...
ReplyDeletebudalll
ReplyDelete@Nur Rachmat: Silahkan
ReplyDelete@Trimatra: Gpp, kalo mau postinga duluan gpp kang, mungkin ada yang tidak saya sampaikan malah sampeyan lengkapi.
@Waluyo: kurang tau ya apa sudah diterbitkan di Ina apa belum, masih terbitan 2009 juga itu.
@Babeh: seep Beh, jadi makin semangat mau nyiapkan draftnya :)
@Suryaden: Budal kemana kang..
Kabar baik Mam, lagi dag dig dug nih mam :)
ReplyDeleteSama, kemarin disini juga mati internetnya mam.
resensi dan info mantep banget,
ReplyDeletetinggal cari waktu luang untuk baca bukunya.langsung ijin sedot dulu.
matur nuwun
internetnya udah sembuh habis dibacain yasin ya mam.. heuheuheu
ReplyDeleteresensinya mantap polllll!!
langsung menuju lokasi untuk mengunduh ya Mam ... maturnuwun
salam kangen
Nice posting ...!!!
ReplyDeleteGerakan kaum perempuan di Bundaran HI saat itu hanya parsial, tidak berkelanjutan, sehingga gaungnya hanya sesaat, mestinya dilanjutkan terus biarpun rezim demi rezim berganti ...
Salah satu penyebab ketertinggalan perempuan khususnya di Indonesia dalam dunia politik dan demokrasi adalah konstruksi gender yang menempatkan perempuan sebagai sosok yang hanya pantas berada di dunia domestik, sosok yang emosional, yang tidak penting dalam pengambilan keputusan.
Perempuan Indonesia itu harus diyakinkan dengan kemampuan diri mereka sendiri, bahwa mereka pantas untuk menjadi pemain dalam proses demokrasi yang berlangsung di negeri ini.
Untuk itu diperlukan upaya yang berkelanjutan untuk mengubah konstruksi sosial masyarakat tentang peran gender perempuan, khususnya yang menghambat gerak langkah mereka di ruang publik. Hal ini tampak jelas ketika perempuan ingin berkiprah di ruang publik, yang selalu dipertanyakan adalah masalah kapasitasnya.
Konstruksi sosial semacam ini tentu saja turut berpengaruh pada kepercayaan diri perempuan sendiri, meskipun sesungguhnya kemampuan perempuan tidak kalah dari laki-laki, namun kemauan kaum perempuan untuk terjun ke dunia politik dan demokrasi yang identik dengan dunia laki-laki masih sangat rendah.
Hidup Perempuan Indonesia …!!!
Wassalam Mam …
hmm...jd penasaran isinya..!
ReplyDeletepagi mam...wah maaf nih baru Ol lagih..
ReplyDeletebtw mantap nih...langsung ikutan donwload ahhh
karena wanita negara bsa maju.. karena wanita negara bsa hancur... apa bisa di analogikan kek itu? :)
ReplyDeletereview buku yang bermanfaat...
ReplyDeleteih ada yang baru,..memang masalah ini nggak ada habis2nya mam,.hmm, btw absen dulu ah,..dah lama nih...
ReplyDeleteItu menunjukkan kalau perempuan Indonesia masih tetap punya kekuatan untuk melakukan perubahan sejak Kartini sampai era Reformasi. Sampai2 orang Australia aja tertarik. Apa mungkin punya kategori unik ya bagi mereka? :)
ReplyDeletePantesan g kelihatan, ternyata bis putus inetnya Mam?
ReplyDeletekunjungan pertamaku sobat salam kenal
ReplyDeleteIya nih lama gak jumpa, saya jarang chat, inetnya lancar cuma pagi hari
ReplyDeletemamaaaa, in english kah? wowowooww harus mengumpulkan minat baca nih
ReplyDelete