Wednesday, May 6

Gender, Islam and Democracy in Indonesia

Seperti yang saya janjikan pada postingan saya yang sebelumnya, postingan kali ini saya mau sedikit share buku menarik tentang kajian Gender di Indonesia, sebuah riset yang dilakukan selama jangka waktu 30 tahun, yang di kupas sedemikian uniknya oleh Kathryn Robinson. Beliau adalah seorang profesor di Department of Anthropology, Research School of PAsific and Asian Studies di The Australian National University.

Februari 1998, awal buku ini di digambarkan peristiwa protes para perempuan di Bundaran Hotel Indonesia, di prakarsai oleh organisasi Suara Ibu Perduli pada masa mulai meredupnya kekuasaan Orde Baru pada waktu itu. Unjuk rasa yang dikenal dengan istilah Demo Susu ini menuntut pemerintah, terutama departemen kesehatan agar menindak lanjuti kasus susu formula yang tercemar bakteri Enterobacter Sakazakii.

Silahkan lanjutkan kesini untuk postingan selengkapnya

30 comments:

  1. Indonesia memang keren ya mam, semakin dikupas semakin terlihat anehnya xi xi xi....

    ReplyDelete
  2. penasaran nih ama bukunya....
    Genderitas memang sering menjadi issue yang sering memojokkan Islam, padahal pengetahuan mereka NOL.

    Ke TKP dulu mbak :)

    ReplyDelete
  3. @Bening : hehe aneh dan membuat penasaran.

    @si kumbang : Penasaran, kan bisa download sendiri itu mas. Link nya sudah saya buat public jadi siapa saja bisa akses tanpa moderasi.

    ReplyDelete
  4. Masalah gender, seolah gak ada habisnya. Dalam Islam sendiri dah digariskan bagaimana peran masing masing gender.

    Pondokku

    ReplyDelete
  5. Wanita Indonesia muncul secara mysterious kepermukaan ketika haknya dikebiri atau direcokin... hemmm baru tau mereka betapa hebatnya "Wanita Indonesia"

    pingin download tapi takut gak sempet mbacanya mam.... (pingin baca resensi orang lai ajah,....wakakaka)

    tetep donlot ah...

    ReplyDelete
  6. wah skg nampaknya mama hilda sudah terschedule dengan rapih postingannya sudah ada bahasannya di tiap posting...weitsss salut mam.

    yang penting jangan lupa sama resep dapur...hehehe

    ehemmm saya mending dukung mama hilda aja...xixixi

    ReplyDelete
  7. mohon ijin donlot pdfnya :)

    pakistan rame lagi ya bu :(

    ReplyDelete
  8. Resensi yang luar biasa mam.

    Langsung unduh PDFnya, buat nambah knowledge mum. Makasih banyak nih, jarang ada buku bagus yang gratis he.h.e..download dulu.

    ReplyDelete
  9. @Erik: yup, issue-nya juga semakin kompleks
    @Xitalho: kehebatan wanita indonesia juga karena ada dorongkan kultur juga kang, gpp kalo ngga sempat baca..
    @Gdenarayana: biar variatif kang, biar postingan ceritanya ngga perang mlulu, resep summer opo ya..resep bikin es krim kali..
    @Sibaho: nggih kang, sumonggo..bukunya masih lumayan baru itu..Pakistan selalu rame, ibarat iklan..ngga ada loe ngga rame..hehehehe
    @Seno: Resensi belum lengkap itu kang, tapi karena ngga sabar pengin share aja, makanya ngga saya komentari juga :)

    ReplyDelete
  10. mantappppppz..
    download dulu ah..

    hehehe..

    ReplyDelete
  11. aku tentu ga bisa ngerti klo baca bukunya , cuman dari resensi ini kurasa kemajuan yg dicapai perempuan indonnesia sudah bagus, maju dibanding 10tahun kebelakang.

    eniwei sola TV timing aku juga dah punya draft posting, oke deh nanti aku menyusul kakak ajah postingnya

    ReplyDelete
  12. Indonesia dengan keadaannya yang seperti ini ternyata semakin memberikan peluang bagi perkembangan ilmu pengetahuan. namun, sebaiknya memang perkembangan ilmu pengetahuan ini sudah selayaknya sejalan linear dengan perkembangan positif diberbagai bidang lainnya. hanya saja, linearitas ini berjalan sangat lambat. pasti ada sesuatu yang menghambat....bukunya dah terbit di Indonesia belum ya Bu?

    ReplyDelete
  13. postingan yang dijanjikan : "tips cerdas membatasi anak anda menonton TV" keknya bakal ditunggu bangeeeeeeed..., bener loch ma...., bis anakku, klo dah nonton kek dilem gitu maaaaa...

    ReplyDelete
  14. @Nur Rachmat: Silahkan
    @Trimatra: Gpp, kalo mau postinga duluan gpp kang, mungkin ada yang tidak saya sampaikan malah sampeyan lengkapi.
    @Waluyo: kurang tau ya apa sudah diterbitkan di Ina apa belum, masih terbitan 2009 juga itu.
    @Babeh: seep Beh, jadi makin semangat mau nyiapkan draftnya :)
    @Suryaden: Budal kemana kang..

    ReplyDelete
  15. Kabar baik Mam, lagi dag dig dug nih mam :)

    Sama, kemarin disini juga mati internetnya mam.

    ReplyDelete
  16. resensi dan info mantep banget,
    tinggal cari waktu luang untuk baca bukunya.langsung ijin sedot dulu.
    matur nuwun

    ReplyDelete
  17. internetnya udah sembuh habis dibacain yasin ya mam.. heuheuheu
    resensinya mantap polllll!!
    langsung menuju lokasi untuk mengunduh ya Mam ... maturnuwun

    salam kangen

    ReplyDelete
  18. Nice posting ...!!!

    Gerakan kaum perempuan di Bundaran HI saat itu hanya parsial, tidak berkelanjutan, sehingga gaungnya hanya sesaat, mestinya dilanjutkan terus biarpun rezim demi rezim berganti ...

    Salah satu penyebab ketertinggalan perempuan khususnya di Indonesia dalam dunia politik dan demokrasi adalah konstruksi gender yang menempatkan perempuan sebagai sosok yang hanya pantas berada di dunia domestik, sosok yang emosional, yang tidak penting dalam pengambilan keputusan.

    Perempuan Indonesia itu harus diyakinkan dengan kemampuan diri mereka sendiri, bahwa mereka pantas untuk menjadi pemain dalam proses demokrasi yang berlangsung di negeri ini.

    Untuk itu diperlukan upaya yang berkelanjutan untuk mengubah konstruksi sosial masyarakat tentang peran gender perempuan, khususnya yang menghambat gerak langkah mereka di ruang publik. Hal ini tampak jelas ketika perempuan ingin berkiprah di ruang publik, yang selalu dipertanyakan adalah masalah kapasitasnya.

    Konstruksi sosial semacam ini tentu saja turut berpengaruh pada kepercayaan diri perempuan sendiri, meskipun sesungguhnya kemampuan perempuan tidak kalah dari laki-laki, namun kemauan kaum perempuan untuk terjun ke dunia politik dan demokrasi yang identik dengan dunia laki-laki masih sangat rendah.

    Hidup Perempuan Indonesia …!!!

    Wassalam Mam …

    ReplyDelete
  19. hmm...jd penasaran isinya..!

    ReplyDelete
  20. pagi mam...wah maaf nih baru Ol lagih..
    btw mantap nih...langsung ikutan donwload ahhh

    ReplyDelete
  21. karena wanita negara bsa maju.. karena wanita negara bsa hancur... apa bisa di analogikan kek itu? :)

    ReplyDelete
  22. review buku yang bermanfaat...

    ReplyDelete
  23. ih ada yang baru,..memang masalah ini nggak ada habis2nya mam,.hmm, btw absen dulu ah,..dah lama nih...

    ReplyDelete
  24. Itu menunjukkan kalau perempuan Indonesia masih tetap punya kekuatan untuk melakukan perubahan sejak Kartini sampai era Reformasi. Sampai2 orang Australia aja tertarik. Apa mungkin punya kategori unik ya bagi mereka? :)

    ReplyDelete
  25. Pantesan g kelihatan, ternyata bis putus inetnya Mam?

    ReplyDelete
  26. kunjungan pertamaku sobat salam kenal

    ReplyDelete
  27. Iya nih lama gak jumpa, saya jarang chat, inetnya lancar cuma pagi hari

    ReplyDelete
  28. mamaaaa, in english kah? wowowooww harus mengumpulkan minat baca nih

    ReplyDelete

Silahkan berkomentar jika ada yang ingin anda sampaikan untuk postingan ini.
Regard,
Mama Hilda