Wednesday, May 27

Jilbab Politik, Perlukah?

Mulainya riuhnya suara-suara menuju pilpres menjadikan berbagai macam isu menyeruak diangkat ke permukaan. Budaya saling menjatuhkan dalam kampanye pilpres ini seakan-akan menjadikan kawan berubah menjadi lawan. Memang ada pepatah beken yang selalu di bawa-bawa ketika kita belajar politik, bahwa yang menyatukan lawan menjadi kawan adalah interest, entah itu interest dalam bentuk apa apa. Sama barangkali koalisi parpol juga berdasarkan hal ini.

Agak geli saya membaca berita hari ini, ketika ibu negara di usulkan agar menggunakan jilbab, karena istri rival politik juga mengenakan jilbab. Agak aneh saja, kenapa usul tersebut baru saat ini di gaungkan dan bukan dari sebelumnya-sebelumnya.

Perlu tidaknya seorang ibu negara untuk berjilbab bukan semata karena tuntutan publik, tapi hal tersebut lebih sekedar kesiapan pribadinya. Alangkah naifnya jika jilbab di kaitkan dengan kampanye pilpres, nanti ada lagi sebutan jilbab politik, disamping banyak sebutan-sebutan lainnya, dari jilbab gaul, jilbab komersil sampai jilbab Ramadhan, dimana jilbab di tanggalkan seiring berakhirnya bulan puasa.

Jilbab adalah istilah untuk pakaian wanita sejenis baju kurung yang menutupi seluruh tubuh terkecuali wajah dan telapak tangan. Jilbab juga disinggung dalah al-Qur'an, yaitu dalam Surat al-Ahzaab ayat 59, artinya : Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu dan kepada anak-anak perempuanmu serta kepada isteri-isteri orang-orang mu'min : "hendaklah mereka mengulurkan jilbab-jilbab mereka ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu". Pendapat ulama mengenai jilbab bisa di baca di situs PesantrenVirtual

Permasalahan agama bisa menjadi rumit dan komplek jika mengkaitkan ajaran agama dengan pengaruh budaya dan iklim, karena pada ujungnya seringkali makin menyeret kepada ketentuan yang serba tidak jelas. Sebuah ilustrasi mungkin di sini bisa dikemukakan: masyarakat suku Asmat di Irian, sesuai budaya mereka, berpakaian etis mungkin hanya cukup menutup bagian minim dari tubuh, baik untuk wanita maupun laki-laki. Begitu juga ukuran yang tidak menyebabkan fitnah dalam budaya mereka juga cukup demikian. Seandainya kita mengkaitkan ajaran agama Islam dengan budaya dan iklim, tentu dapat saja dikatakan bahwa untuk muslimah Asmat dalam berpakaian boleh saja seperti itu karena alasan budaya dan iklim. Tentu ini kurang tepat menurut logika keagamaan.

Satu hal yang patut di garis bawahi dalam masalah busana muslimah, khususnya bagi mereka yang hidup di masyarakat yang sekuler adalah membedakan antara esensi ajaran agama dan realitas kehidupan yang di hadapi. Dalil dan ajaran yang mewajibkan berpakaian sesuai dengan al-Qur'an dan hadist, sudah cukup jelas maksudnya. Itulah ajaran agama yang harus laksanakan. Dan harus ditanamkan dalam hati bahwa itulah tanggung jawab kita untuk menegakkannya, dimulai dari diri kita. Namun, terkadang kondisi sosial, lingkungan kerja, tuntutan karier, dll yang menyebabkan seorang muslimah tidak atau belum mampu melaksanakan ajaran berbusana muslimah.

Bila seorang muslimah dalam kondisi demikian mampu untuk berbusana muslimah, berjilbab dengan konsisten, tentu ini adalah hal terpuji menurut agama. Akan tetapi bila kondisi-kondisi tadi masih belum atau tidak memungkinkannya untuk segera berbusana muslimah, hendaknya seorang muslimah tetap menanamkan dalam hatinya niat baik bahwa suatu saat ia akan segera berbusana muslimah manakala situasi dan kondisi telah memungkinkannya. Karena itulah sebenarnya ajaran agama kita.

Dengan demikian, berjilbab atau tidak selayaknya hal itu murni datang dari niat tulus seseorang, bukan karena tuntutan publik, atau karena kampanye politik, karena jilbab lebih merupakan sikap hidup yang sifatnya individual dan rasanya tidak pantas kalau di kaitkan dengan isu politik dalam rangka kampanye pilpres. Jadi berjilbablah dengan niat tulus tanpa embel-embel apa-apa, karena ketulusan itu hanya ada dalam hati yang orang lain tidak mengetahuinya.

Saya jadi ingat derajat keimanan seseorang itu di bagi tiga, Iman, Islam dan Ihsan..
Yang pertama Iman itu lebih sebagai pengejawantahan rukun iman yang enam, begitu pula Islam adalah pengejawantahan atas rukun Islam yang lima, sementara Ihsan, adalah melakukan ibadah seakan-akan Alloh melihat anda dan anda beribadah tepat di hadapan-Nya..inilah inti dari keikhlasan. Dan derajat terakhir inilah yang membedakan manusia dari di harapan Tuhannya.

35 comments:

  1. berjilbab itu sebenarnya memiliki tujuan yang mulia, suci dan sakral, bisa juga jilbab itu digunakan utk menetralisir gangguan dari luar.

    Sayang sekali jika tujuan yang mulia dari berjilbab itu diselewengkan atau ditelikung untuk kepentingan lain.

    Nice posting ...

    ReplyDelete
  2. sayang sekali jika agama dijadikan senjata untuk menarik simpati,demi kepentingan politik dan pribadi...nice post..

    ReplyDelete
  3. teganya ga ngasih aku jadi premiumnya....

    ReplyDelete
  4. wah pancen....he...eh..yo orang kalau pingin jadi penguasa segala apapun digunakan untuk melancarkan ambisinya. tapi dengan seperti ini saya justru sangat terbantu untuk mudah mengerti pesona dan persona masing2 calon. namun, tetap sayang...para pemimpin yang suka berlipstiks etika,moral,akhlak,dan senjata nilai2 lainnya justru membuka kolornya sendiri di muka umum....ih..

    ReplyDelete
  5. menuju pilpres sudah jadi top index google utk blog ini *masih mau dijejalin jugah yah: ON*

    yeeh, mudah2han itu ketombe ibu negara pada protes karena ga terbiasa di kerudungi tiba2 dipaksa berjilbab., hehe

    ReplyDelete
  6. saya hanya berharap saja, mungkin hidayah juga bisa datang pada saat yang tepat seperti ini, namun jangan sampai jika hanya untuk sekedar membantu suami menjadi penguasa, tapi ya gimana ya... wakaka...

    ReplyDelete
  7. Cuma bisa berdo'a
    semoga itu merupakan hidayah-NYA..
    amiin..
    Karna yang tau Niat cuma si empunya dengan Sang Pencipta.

    ReplyDelete
  8. No. 8 deh....angka kesukaanku....cihui....
    Sing sabar Mam, menyikapi orang-orang politik, susah di tebak. Asal jangan sampai politik berarti picik. Mudah-mudahan itu jilbab membawa hikmah.

    ReplyDelete
  9. bener banget say..mnrt gw (walaupun bukan muslim) berjilbab itu kan keinginan pribadi dari seserang utk tujuan yg baik bukan untuk membuat org merasa dia sok suci.
    paling males kalo udh liat para artis pake jilbab gitu pas bulan ramadhan biar dpt simpati dooh...gak perlu kaleee....we know who you are,bener gak???

    ReplyDelete
  10. akur sama pendapat abang dan juga kang suryaden..merangkum aja wes ixiixixiix

    ReplyDelete
  11. Suatu amalan itu dinilai berdasarkan niat yang ada, apakah lillahita'ala, atau karena pamrih dan ingin pujian.

    tapi swear baru tahu di blog nya mba klo bu ani sekarang pake kerudung...kaget banget liatnya. karena biasanya beliau selalu tampil dengan rambut di sasak tinggi.

    saya paling ngga suka klo agama dijadikan alat utk meraih sesuatu... fiuh...

    ReplyDelete
  12. Sayang memang kalau berjilbab demi tujuan politik. Tujuan utama menggunakan jilbab adalah ,mengikuti syariat. Yang jelas pahala tidak akan dia dapat.
    Pemimpin beginikah yang harus kita pilih? Bukankah sama dengan menjual agama demi kekuasaan?

    ReplyDelete
  13. Sayang memang kalau berjilbab demi tujuan politik. Tujuan utama menggunakan jilbab adalah ,mengikuti syariat. Yang jelas pahala tidak akan dia dapat.
    Pemimpin beginikah yang harus kita pilih? Bukankah sama dengan menjual agama demi kekuasaan?

    ReplyDelete
  14. kita dianjurkan untuk berbaik sangka, dan semoga saja hidayah telah menembus dan membuka hatinya. amin

    ReplyDelete
  15. barjilbab,sebuah renungan buat saya,
    semoga saya segera bisa mengenakan pakaian yang memamng seharusnya di kenakn sebagai seorang muslimah,!!
    klo soal jilbab politk itu yang saya kurang mengerti,semoga apapun yang dilakukan oleh orang2 ternama di negri kita hanya semata mata karena Allah S.W.T

    ReplyDelete
  16. @abang: setuju, semoga bu ani ngga demikian
    @Dinoe: amat sayang kalau benar
    @3matra: postingan selanjutnya ya..
    @Waluyo: wes pokok'e memilih diantara yang lebih buruk lah mas
    @3matra: kayaknya iki hanya moment kebetulan aja pas foto ini diambil. tapi semoga aja jika pun berhijab tulus dari dalam dirinya sendiri.
    @suryaden: setuju kang
    @si Kumbang: amin
    @Masnur: amien
    @Linda Belle: yup betul teh, buat saya itu urusan dia pribadi yang menentukan kapan kesiapannya, bukan karena tuntukan partai atau mitra koalisi. hehehe
    @cebong: akurr...
    @Penny: itu foto kayaknya diambil dalam moment tertentu tuh mbak, kalo aslinya sih kayaknya belum..kita kan berdoa aja yang terbaik.
    @A kha: kita tidak baik lho berburuk sangka, apalagi khan itu hanya tampilan luar saja..
    @Sepur: setuju mas Pur..
    @Inuel: amien...

    ReplyDelete
  17. tapi berjilbab karena ada maunya itu lain bunda.. hehehehe.. maaf baru berknnjung.. sibuk banget...

    ReplyDelete
  18. poko'e ketombenya bu sby pada demo!!! protes!! ga mau dikerudungi demi niatan politik!

    ReplyDelete
  19. hanya untuk kepentingan politik agama jadi dibawa-bawa...tapi semoga saja ada hikmah dari peristiwa ini ...siapa tau ini hikmah buat ta nte Ani untuk mulai memakai jilbab...

    ReplyDelete
  20. yups, ga setuju jilbab dijadiin media untuk mendapat simpati politik...very...very nice posting dear!

    ReplyDelete
  21. Memang saya juga geli mendengar berita ini. Bahkan kemarin juga pidato JK juga bicara masalah jilbab, sayangnya belum kelar udah di panggil buat rapat yang lain di Istana merdeka.

    Huwh...

    Makasih Ma Puisinya. Tar saya posting mam tentang selamatannya he.h.e.

    ReplyDelete
  22. perlu juga tuh Mam, biar tambah keren hehee

    ReplyDelete
  23. beuh... ternyata.

    politik memang cuma soal kepentingan!

    kapan nih, politik bisa bener2 bersih? hufh...

    amanat dan tanggung jawab kok dikejar. ada2 aja orang2 ni... gak takut apa ntar dimintai pertanggung jawaban dari SELURUH RAKYAT Indonesia di akherat kelak??

    *keknya dah gak mikir akhirat lagi, hufh...

    "Ya Allah berilah kami pemimpin2 yang baik.. dan perbaikilah pemimpin2 kami.. " Alfatihah.

    ReplyDelete
  24. sebenarnya saya sangat setuju tuk menggunakan jilbab untuk muslimah memakai jilbab. tapi lebih setuju lagi tuk para muslimah menutup aurat secara kaaffah.

    ReplyDelete
  25. tau mama gi sibuk, yaudah saya tinggal dulu asrtikelnya, tetep dikirim ya, nanti di ikutkan di edisi keduanya. matur nuwun

    ReplyDelete
  26. Secara orang kita, memang lumrah sih...segala hal bisa dikait-kaitkan, palagi bicara soal politik...huuuu? apa yg nggak bisa! Termasuk juga jilbab! Wong indomie yg secara kita kan buat makan...juga jadi lahan politik koq!

    Kira-kira nanti apalagi yaaa...???

    ReplyDelete
  27. dosa besar bgt klw menjadikan jilbab sbg penarik org2 supaya milih lakinya di pilpres bsk ini...

    mdh2n aja bini capres itu sadar dan bnr2 dr hati gunain jilbab.

    pdhl make jilbab, wanita jd terlihat lebih anggun...

    ReplyDelete
  28. mudah2an jilbabnya now and forever. amin

    ReplyDelete
  29. Jilbab secara fisik memang cuma kemasan. Tergantung bagaimana si pemakainya kemudian. Kalau cuma untuk aksesoris... ya repot juga

    ReplyDelete
  30. Yah, Politisasi Agama Lagi. Sebenarnya Jilbab Politik Itu Memang Perlu, Tapi Dengan Definisi Yang Berbeda, Menjilbabi diri dengan etika, sehingga permainan Politiknya ndak Liberal Pragmatis.

    ReplyDelete
  31. waduh, klo yang ini ndak bisa komenk lebih jauh lagi saya mam...lah gimana mo komenk coba, kesini aja mase dlm keadaan push up...wakakakak

    kapan disuruh setop nie mam? 200 push up udah liwat dari jam 4 sore tadi...hahahah

    mau ngurus istri dulu mam yang mase sakit nie...hikzz :(

    ReplyDelete
  32. Ih Bu Ani cantik juga ya klo pake jilbab,mudah2an keterusan amien......

    ReplyDelete
  33. Iya Mam, tapi saya kok khawatir jika kita menempuh jalur damai, rasanya kok ketar ketir gitu Mam.

    Memang sih, akan banyak dampak yang timbul jika kita melawan dengan senjata. Semoga saja Ambalat dapat diselesaikan dengan jalan diplomasi untuk kemenangan dan keutuhan NKRI.

    ReplyDelete
  34. Peranan blog semakin penting kerana masyarakat pada masa depan akan semakin terdidik dan mahu membaca laporan yang tidak berat sebelah, apatah lagi media yang cuba menyembunyikan fakta dan kebenaran.

    ReplyDelete

Silahkan berkomentar jika ada yang ingin anda sampaikan untuk postingan ini.
Regard,
Mama Hilda